Bupati Grobogan Pimpin Rapat Darurat Bahas Soal Jebolnya Tanggul Baturagung Yang Berdampak Bencana Banjir

GROBOGAN-, pertapakendeng. com Bertempat diruang Wakil Bupati Grobogan,Bupati Grobogan Setyo Hadi memimpin rapat darurat membahas soal musibah bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Grobogan.Senin (10/3/2025).

Hadir dalam rapat tersebut Wakil Bupati Grobogan H. Sugeng Prasetyo, S.E., M.M.,

Sekda Grobogan Anang Armunanto S. Sos,M.Si dan beberapa pimpinan OPD Grobogan.

Ketua DPRD Grobogan Hj. Lusia Indah Artani SE MM juga hadir dalam rapat darurat yang diadakan di ruang Wakil Bupati tersebut.

Kapolres Grobogan AKBP Ike Yulianto dan

Dandim 0717/ Grobogan Letkol Kav. Barid Budi Susilo, S. Sos juga memberi masukan dan pendapat menindaklanjuti jebolnya tanggul di Baturagung, Kecamatan Gubug, yang mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah sekitarnya. 

Rapat ini juga dihadiri oleh Kalaksa BPBD Grobogan, BPBD dan BPBD Provinsi Jawa Tengah. 

• PPDI Merah Putih Bergerak! Koperasi Merah Putih Wujud Kesejahteraan Peningkatan Ekonomi di Desa
• Kapolres Jepara Cek Layanan Hotline 110, Pastikan Pelayanan Idul Fitri Optimal
• Wakil Ketua DPRD Blora Temui Menteri ESDM Bahlil Guna Percepat Legalitas Tambang Minyak Tua
• Sinergitas Persit, Bhayangkari, dan TP PKK Isi Kegiatan Non Fisik TMMD Sengkuyung Tahap I Kodim Blora*

Sekda Anang Armunanto memandu jalannya rapat yang berlangsung secara dialogis.

Sehingga materi rapat darurat bisa terarah dan focus dalam mensikapi banjir di beberapa titik Grobogan, khususnya jebolnya tanggul di Baturagung Kecamatan Gubug. 

Dalam pembahasan rapat darurat bencana banjir di Grobogan mencakup kronologis kejadian, dampak yang ditimbulkan, serta urgensi peningkatan status darurat.

Setelah mempertimbangkan situasi di lapangan, forum menyepakati peningkatan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat untuk mempercepat langkah penanganan. 

Peningkatan status ini memungkinkan pemerintah Grobogan dan pihak terkait mengoptimalkan sumber daya dalam penanganan bencana, termasuk evakuasi, distribusi bantuan, serta mobilisasi tenaga dan peralatan yang diperlukan. 

Dengan status tanggap darurat, upaya penanggulangan dapat dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi untuk meminimalkan dampak banjir bagi masyarakat terdampak. 

(Imam)