Ratusan Mahasiswa Demo Depan Pendopo Kudus, Protes Kebijakan Pemerintah Rugikan Rakyat
Aksi tersebut dilakukan untuk memprotes sejumlah kebijakan Pemerintahan Prabowo-Gibran tentang Efesiensi anggaran yang dinilai berpotensi membebani rakyat.
Terlihat massa datang dengan konvoi sepeda motor dari kampus masing-masing dan kemudian memenuhi pintu gerbang pendopo Kabupaten Kudus. Namun, kehadiran massa sudah disambut puluhan aparat kepolisian yang membuat pagar betis di pintu masuk pendapa.
Massa juga terlihat mengibarkan bendera kampus serta membentangkan spanduk dan poster berisi tuntutan di antaranya "Indonesia Gelap", Tutwuri Efesiensi", Pak Rektor Kami Izin Kuliah Dijalan", Indonesia Gelap", Ndasmu Wo", yang merupakan sindiran atas pernyataan Presiden Prabowo yang dinilai anti kritik.
Pada saat demo berlangsung, di dalam pendopo sendiri sedang berlangsung pesta rakyat penyambutan Wabup Kudus Bellinda Putri Birton yang baru datang seusai pelantikan.
Dalam untuk rasa tersebut massa juga membakar ban bekas serta beberapa karangan bunga ucapan selamat yang banyak berjajar di pintu pendapa. Kobaran api disertai kepulan asap hitam pun membubung tinggi.
Dalam orasinya, mahasiswa menyampaikan beberapa tuntutan di antaranya menuntut evaluasi kebijakan efisiensi yang memangkas anggaran bidang pendidikan dan kesehatan, menuntut pengesahan RUU perampasan aset , kaji ulang program MBG, hingga mendesak Presiden Prabowo transparan soal pengelolaan anggaran Danantara.
“Kami sepakat efisiensi anggaran, tapi kalau yang dipangkas anggaran pendidikan dan kesehatan, kami akan turun ke jalan,”kata salah satu mahasiswa dalam orasinya.
Di samping itu, mahasiswa juga menyuarakan isu lokal daerah yakni mendesak Bupati dan Wakil Bupati untuk menyelesaikan persoalan sampah Tanjungrejo, perbaikan infrastruktur jalan hingga lampu penerangan.
Suasana semakin panas saat mahasiswa mendesak agar Wabup Kudus Bellinda turun ke jalan menemui massa. Setelah sekian lama bernegosiasi, Bellinda akhirnya keluar dari pendapa dan kemudian menemui massa.
Dalam pernyataannya, Bellinda mengatakan siap menampung semua aspirasi mahasiswa dan akan menindaklanjutinya. Termasuk soal kebijakan efisiensi anggaran, Bellinda menjamin tidak akan mempengaruhi program yang sudah dijanjikan saat kampanyenya dulu.
“Kami akan menampung seluruh aspirasi yang sudah disampaikan dan nanti akan kami tindaklanjuti bersama bapak Bupati,” katanya.
Setelah mendapat jawaban, mahasiswa pun mengakhiri aksinya dengan tertib. Meskipun terdapat aksi pembakaran ban dan sempat memanas, namun aksi unjuk rasa ini berlangsung tertib dengan pengamanan dari aparat kepolisian.
Usai menemui massa, Bellinda mengaku tidak mempersoalkan adanya demonstrasi di hari pertamanya masuk di Pendapa Kabupaten Kudus.
Disisi lain, dirinya pun menilai suara mahasiswa itu perlu di dengar oleh pemerintah daerah.
‘’Tidak apa-apa dan tidak masalah. Memang (suara mahasiswa) butuh didengarkan dan kami terima dan segera tindaklanjuti,’’ pungkasnya.
Berikut delapan tuntutan yang disampaikan mahasiswa dalam aksi tersebut dan dibacakan langsung oleh Bellinda, Wakil Bupati Kudus terpilih.
1. Menjadikan program pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas utama.
2. Melaksanakan efisiensi anggaran tanpa mengorbankan sektor pendidikan dan kesehatan.
3. Mengkaji ulang program Makan Bergizi Gratis (MBG).
4. Mendorong transparansi anggaran jalan antara sesuai kebijakan presiden.
5. Mengesahkan RUU Perampasan Aset.
6. Mengawasi pengelolaan sampah di TPA Tanjung Rejo.
7. Melakukan perbaikan infrastruktur secara maksimal, termasuk perbaikan dan penerangan jalan.
8. Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk aktif mengawasi kebijakan pemerintah.
Mahasiswa berharap pemerintahan yang baru dapat lebih transparan, berpihak pada rakyat, dan serius dalam menangani isu-isu penting di Kudus.
(Luq)
0 Komentar