Menjaga Tradisi, Merawat Budaya Kearifan Lokal Golok-golok Menthok Oleh BP3MNU Sultan Kamaluddin
KUDUS - Ribuan pengunjung hadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Penyelenggara Pendidikan Ma'arif NU (BP3MNU) Sultan Kamaluddin Jetak Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus.
Ketua panitia pelaksana kegiatan H. Moh. Ahlis, S.Ag., M.Pd.I., mengatakan, bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, pada tahun 2024 ini, sebagai salah satu cara menjaga budaya dan kearifan lokal masyarakat Kudus dalam memperingati Maulid Nabi.
"Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada
malam ini merupakan nguri-uri tradisi golok-golok menthok, dimana golok-golok menthok adalah wadah anyaman bambu yang berisi berbagai jajanan terutama untuk anak-anak," katanya.
Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh BP3MNU Sultan Kamaluddin Jetak Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus yang hadir sebanyak lebih kurang 3.500 pengunjung.
"Peringatan maulid ini dihadiri 1.600 siswa dan 1.600 wali murid, KB NU Nurul Huda Terpadu, TK NU Nurul Huda Terpadu, MI NU Tarbiyatus Shibyan, MI NU Tarbiyatul Banat, MTs NU Nurul Huda, Ponpes Darussalam beserta guru juga tamu undangan, total pengunjung ada 3.500," terangnya.
Lebih lanjut H. Moh. Ahlis yang sekaligus sebagai Kepala MTs NU Nurul Huda menambahkan, bahwa pada malam hari ini juga ada pembagian ribuan golok-golok mentok yang dibagikan para pengunjung.
Ini merupakan bentuk rasa syukur, keikhlasan dan cara untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
"Pentingnya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, hal ini sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada Rasulullah SAW, mari kita meneladani akhlak dan perjuangan Nabi dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.
Sementara itu, ketua Yayasan BP3MNU Sultan Kamaluddin H. Ali Ihsan, S.Ag., MH., dalam sambutan mengatakan keberhasilan semua lembaga pendidikan dibawah BP3MNU Sultan Kamaluddin hendaknya disyukuri dengan meningkatkan kerja keras dan prestasi terbaik untuk kemajuan madrasah.
“Terlebih lagi mencetak pribadi akhlakul karimah seperti yang dicontohkan baginda Nabi Muhammad SAW, terutama bagi semua peserta didik dan semua santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam," katanya.
Pengurus BP3MNU ini juga menaungi lembaga pendidikan mulai KB Terpadu Nurul Huda, RA Terpadu Nurul Huda, MI NU Tarbiyatus Shibyan, MI Tarbiyatul Banat, MTs Nurul Huda dan Pondok Pesantren Darussalam termasuk berkembang pesat sesuai dengan harapan masyarakat.
Lebih lanjut Ali Ihsan menambahkan, bahwa peringatan Maulid Nabi kali ini sekaligus nguri-uri budaya lokal Kudus, terutama di Jetak Kedungdowo yang harus kita lestarikan.
Menurutnya, tradisi golok-golok menthok memiliki makna "golok" melambangkan senjata, sedangkan "menthok" berarti akhir, yang menggambarkan penindasan terhadap perempuan di masa jahiliah dan harus diakhiri.
"Nilai atau jiwa kita terhadap Nabi Muhammad SAW tercermin dalam wadah yang berisi berbagai jajanan pasar yang disuguhkan kepada masyarakat, khususnya untuk anak-anak dan kaum perempuan. Ini menjadi simbol kebangkitan perempuan," jelasnya.
Kemudian acara dilanjut Sholawatan dan ditutup dengan Mauidhoh Hasanah oleh KH. Ahmad Asnawi dari Kudus.
Beliau memberikan tausiyah yang sangat mendalam tentang makna Maulid Nabi Muhammad SAW. Bagaimana kita dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan.
Pesan-pesan yang disampaikan tentang kehidupan bagi manusia jangan sampai terlalu cinta dunia sehingga lupa akan kehidupan setelah di dunia. Pesan yang sangat menginspirasi dan menyentuh hati para pengunjung.
(Luq)
0 Komentar