Sekotak Dalam Sudut Pandang Bisnis dan Agama, Nikmat Kopinya Manis Hasilnya

KUDUS - Kota Kudus memang terkenal akan kuliner Jenang, Soto, dan Lentoknya, tapi bagi penikmat kopi pasti kenal dengan kopi Jetak. Disebut kopi jetak memang karena kopi tersebut dibuat di Dukuh Jetak Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Sabtu, 14 Oktober 2023.




Kegiatan yang diadakan oleh Jam'iyyah Hidayatusy Syubban (JHS) dan Persatuan Remaja Islam (Paris) Putri menggelar acara di halaman Masjid Besar Darussalam Jetak. Acara Sekotak dibuka sekira pukul 20.00-22.30 WIB.

Dalam penyampaian materi Owner Sidji Coffe Valerie Yudistira menuturkan, bahwa kegiatan pada malam hari ini sedekah kopi jetak "Sekotak" artinya generasi muda diajak untuk gemar berbagi. Membiasakan kita berbagi kepada sesama akan membentuk karakter yang punya jiwa sosial tinggi dan mampu memberi manfaat bagi orang lain.


Mengenai kopi Jetak ini biasanya menggunakan jenis kopi Arabika, kopi ini tumbuh di lereng gunung muria. Kopi Jetak ini terkenal dengan warna hitamnya yang pekat dan struktur bubuk kopinya yang sangat halus.


Sedangkan kopi Robusta Muria memiliki rasa manis yang mendekati coklat. Jika diproses dengan benar, rasa pahit yang dikeluarkan juga terlalu mengganggu.


Untuk kopi Muria tersebut menurutnya sebagai source dan potensi yang dipunyai Kabupaten Kudus, serta tentunya juga hal itu harus ada pembinaan.


“Saya selaku ekonomi kreatif memandang kopi muria sebagai source, sebagai potensi yang dimiliki Kota Kudus yang harus terus dibina", ungkap Yudistira.


Lebih lanjut, kata dia, tentunya pembinaan tersebut dimulai dengan konsep yang hulu, seperti pengenalan kopi muria di wilayah kawasan wisata. Untuk pengerjaan hilirnya harus ada yang mengerjakan.


“Kita sebutnya sebagai konsep hulu, untuk hilirnya harus ada yang mengerjakan, lalu siapa yang mengerjakan ya warga Jetak selaku pelaku usaha", Jelasnya


Dirinya menilai, event Sekotak tentunya dinilai sangat menarik. Namun hal itu juga harus dibarengi dengan niatan bisnis yang konsen dan konsisten.


“Kegiatan ini bertujuan untuk sosial dan sekaligus mengedukasi warga akan manfaat kopi dan yang terpenting segi ekonomi sangat menjanjikan", pungkasnya.


Sementara itu, KH. Ali Ihsan selaku pembina Tamir Masjid Besar Darussalam Jetak Kedungdowo mengatakan, bahwa dukuh Jetak memang terkenal kopinya. Seperti halnya kuliner di Yogyakarta yang terkenal dengan kopi jossnya, maka di Jetak bisa menjadi kegiatan yang tak boleh dilewatkan.


Kenapa disebut kopi Jetak, karena kopi ini banyak diproduksi di dukuh Jetak Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.


Debelah utara Masjid ada ratusan gelas yang disajikan dari puluhan warung kopi yang dipersembahkan mulai dari Warung Kopi, Karsono, Mbah Atun, Mbah Maswan (mbak Mun) Sutresno, Aris, Sholeh, Akhlis, Samiono dan lainnya. Semuanya disajikan secara Geratis kepada setiap para pengunjung.


"Kopi Jetak banyak dijumpai di dukuh ini, ada puluhan warga memproduksi kopi", ujarnya.


Lebih lanjut H. Ali Ihsan yang juga sekaligus ketua Komisi D dan anggota DPRD Fraksi PKB Kudus menambahkan, kopi Jetak sudah ada sekitar tahun 1970-an. Ketika itu menurut Mbah Atun (Alm) warung kopinya sudah ada 80 tahun yang lalu sebelum dia lahir, dan warungnya adalah warisan dari orang tuanya yang sudah ada puluhan tahun yang silam.


Kopi Jetak mempunyai ciri khas dan cita rasa tersendiri dengan kopi yang ada di daerah lain. Kopi jetak disuguhkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari proses penjemuran, masak atau penggorengan di atas tungku dengan kayu bakar, hingga proses di deplok (digiling dan dihaluskan -red), hingga sampai pada penyajian kopi. 


Dimana wedang kopi yang disajikan dikasih air yang mendidih yang airnya dimasak dengan kayu bakar. Hal inilah yang menjadikan cita rasa yang berbeda dan khas Jetak.


"Dalam proses pembuatan kopi Jetak memang butuh kesabaran dan perasaan yang tinggi", imbuhnya.


H. Ali Ihsan juga memberikan argumentasi teologis, bahwa minuman kopi dan merokok dalam pandangan agama bukan merupakan larangan dalam agama Islam. Bahkan itu merupakan anjuran bagi orang yang jika minum kopi dan merokok dia akan menemukan banyak inspirasi.


"Kami berharap dengan adanya banyak warung kopi yang didirikan akan melahirkan generasi yang inspiratif dan kreatif yang dapat membangun Bangsa dan Negara kita", harapnya.

(Luq)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html