Sutamsu, Kayu Putih dinilai Cocok Untuk Revegetasi Lahan Hutan
BLORA- - Tanaman kayu putih dinilai tumbuhan yang cocok untuk melakukan revegetasi atau program penghijauan di lahan-lahan bekas hutan.
Hal itu dikatakan, Mantan Anggota Komisi B DPRD kab.Blora Sutamsu,terkait perlunya program konservasi biodiversitas pada lahan-lahan berkas Hutan.
Saat di temui oleh awak media, Rabu 24/05/2023 di kawasan KPH Perhutani Randublatung, dia menyatakan, konservasi biodiversitas harus bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu Sutamsu kemudian memberikan alternatif solusi dengan berbagai pilihan tanaman dalam program revegetasi lahan bekas hutan disertai perhitungan keekonomiannya.
"Sereh Wangi, sebagai contoh, dapat menjadi 'cover crop' (tanaman penutup) yang baik berdampingan dengan kayu putih menggantikan tanaman kacang-kacangan yang saat ini lazim dipakai di perkebunan masyarakat," katanya.
Menurut dia, kacang-kacangan menyuburkan tanah, tapi berpotensi menghambat pertumbuhan tanaman perintis, selain itu mengundang hewan ternak memasuki kawasan revegatasi.
Lebih lanjut,kayu putih dapat juga dimanfaatkan sebagai spesies tanaman dalam program revegetasi lahan bekas Hutan, terutama karena permintaan komoditas ini di Tanah Air mencapai 2 juta ton per tahun.
Saat ini produksi kayu putih Indonesia hanya 500.000 ton per tahun, katanya.
Lebih lanjut Sutamsu,juga menjelaskan luas areal tanaman kayu putih yang di tanamnya seluas 8 ha dengan jumlah tanaman sebanyak 25.000 pohon dan saat ini usia tanaman minyak kayu yang di tanamnya sudah berusia 15 bulan dan memasuki masa panen.
Mantan Anggota DPRD ini juga menjelaskan bahwa tanaman Kayu Putih jadi salah satu obat-obatan yang paling diandalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain hangat di tubuh, wanginya yang khas membuat kayu putih banyak disukai masyarakat. Betapa menariknya jika bisa memproduksi sendiri minyak kayu putih bahkan bisa menjadi lahan bisnis yang menggiurkan.
Beliau juga mengungkapkan bahwa tanaman kayu putih lebih efektif di bandingkan dengan tanaman jagung,
"dulu lahan ini saya tanami jagung mas,akan tetapi tidak terlalu menghasilkan karena terkena hama tikus,jadi saat ini saya memilih untuk menggantikan dengan tanam pohon kayu putih karena tidak terlalu beresiko,"ungkapnya.
Sementara itu Purwadianto,dari KHDTK UGM BPDHASHL Solo, mengungkapkan kepada media, bahwa merawat tanaman kayu putih cukup mudah. Sebab, tanaman ini bisa hidup di berbagai jenis lahan. bahkan orang yang memiliki lahan di rumah pun bisa menanamnya, lho. bahwa tanaman kayu putih merupakan tanaman yang jarang dihinggapi hama jika sudah tumbuh besar. Sehingga risiko untuk gagal panen pun cenderung sedikit. Hama tanaman kayu putih adalah rayap, itu pun hanya menyerang tanaman yang masih berusia muda.
"Untungnya kayu putih itu nggak rewel, nggak terlalu banyak hal yang harus diperhatikan. Paling ya ditanam, kemudian langsung diberi pupuk, sama dipanen di waktu yang tepat, sekitar 6 bulan sekali di musim kemarau," jelasnya.
Pertama ia sempat membuat pembibitan kayu putih. Pembibitan ini dilakukan agar tak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk membeli bibit pohon kayu putih.
"Dari petani sudah membuat pembibitan, pembibitannya kemarin dapat ribuan pohon," tambahnya.
Menurutnya, metode penanaman secara stek akan mengurangi risiko gagal tumbuh dibandingkan menggunakan tebar benih. Untuk bibit stek kayu putih, imbuhnya, dapat diperoleh dengan harga Rp1.500 saja per batang. Kemudian untuk meningkatkan produksi sebaiknya menanam kayu putih dengan ukuran 2 x 2 meter.
"Dari petani dirintis, untuk tanaman kayu putihnya agak dirapatkan. Ini tanamannya kan dulunya 4 x 3 meter, sekarang dirapatkan menjadi 2 x 2 meter supaya hasilnya dari kayu putih lebih banyak gitu," terangnya.
Sehingga, sekarang dalam satu hektare lahan, para petani bisa menanam 6.000 pohon jika ditanam dengan jarak jarak tanam 2 x 2 3Gmeter. Dari 6.000 pohon itu akan menghasilkan 18 ton daun kayu putih yang bisa menghasilkan kurang lebih 126 kilogram (kg).
Purwadianto,yang juga merupakan calon pembeli juga berharap semoga nanti kedepan pak Sutamsu mempunyai alat untuk penyulingan sendiri,sehingga lebih cepat untuk memproduksinya.
"saya berharap kedepan semoga pak Sutamsu mempunyai alat penyulingan sendiri,dan memperluas lahan kayu putih dengan mengajak seluruh petani untuk menghijaukan kembali bekas lahan hutan,sehingga kebutuhan atau permintaan pasar bisa terpenuhi," harapnya.
(LISWANTO)
0 Komentar