Puluhan Warga Padaran Tutup Jalan Desa, Hentikan Lalu-lalang Truck Angkut Tanah Uruk
REMBANG – Puluhan warga Desa Padaran Rembang tutup jalan kampung, sebagai bentuk protes terhadap tambang tanah uruk di sebelah selatan desa, Senin sore (13/03).
Aksi ini dilakukan para pemuda, kemudian pemblokiran jalan berlanjut Selasa pagi (14/03), melibatkan kaum wanita. Warga memasang poster tuntutan, isinya sebelum ada musyawarah, penambangan berhenti total, apapun alasannya.
Keterangan Kepala Desa Padaran Rembang, Munawari ketika dikonfirmasi membenarkan masyarakat merasa terganggu, utamanya kondisi jalan menjadi becek seusai hujan dan berdebu ketika cuaca panas.
Aktivitas lalu lalang truk sempat dihentikan, namun muncul informasi penambang akan menggali lagi. Pihak desa tidak langsung mengizinkan, tapi menyarankan untuk diadakan musyawarah desa (Musdes) terlebih dahulu.
“Memang benar ada kegiatan tambang tanah uruk, sempat kita hentikan, karena ada keluhan warga. Rencana dari pihak penambang akan menggali lagi, saya tidak langsung ngizini. Tapi saya arahkan musyawarah dengan warga dulu. Kalau warga memperbolehkan, silahkan. Tapi kalau warga tidak ngizini, ya jangan, “ tutur Kades.
Munawari menambahkan sebelum penutupan jalan, masyarakat memang sempat mengadu ke Balai Desa, kemudian difasilitasi pertemuan. Kesepakatan awal hanya 1 titik, tapi kalau tambang melebar, pihaknya mewajibkan musyawarah dengan masyarakat.
Tujuannya, supaya tidak terjadi gesekan antara penambang dengan warga sekitar.
“Kebetulan yang punya tanah dan yang kerja, juga warga Desa Padaran. Tapi yang mengkoordinir tambang tanah uruk, orang luar desa. Yang terdampak warga sini. Prinsipnya, kita musyawarahkan, “ tandasnya.
Pihak Desa Padaran, Rembang sudah menjadwalkan musyawarah di balai desa pada Selasa malam ini (14/03), dengan mengundang perwakilan penambang, pemilik tanah, tokoh masyarakat dan perangkat desa.
“Termasuk dari Babinsa dan Babinkamtibmas kita undang, untuk membicarakan masalah ini, “ pungkasnya.
(SHD)
0 Komentar