Guru BK Dan Orang tua SMA Negeri 8 Semarang Bergerak Bersama
SEMARANG- 21-09-2022, Dalam perkembangan kurikulum 2013, implementasi kurikulum 2013 yang mengimplikasikan adanya minat siswa, maka perlu adanya layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru BK atau konselor sekolah. Bimbingan dan konseling yang lebih luas tersebut dikemas dengan layanan bimbingan dan konseling spesialisasi yang meningkatkan kesejahteraan siswa sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka.
Selain itu, terlihat dari berbagai tingkah laku sehari-hari yang tampak pada setiap aktivitas siswa dan warga sekolah lainnya bahwa kurikulum 2013 telah berhasil membentuk kemampuan dan karakter sekolah yang diwujudkan dalam bentuk kesadaran, kejujuran, keikhlasan, dan ketulusan.
Di tingkat SMA, kurikulum 2013 menggunakan sistem peminatan, dan pilihan pilihan didasarkan pada ijazah sekolah menengah pertama dan hasil wawancara dengan guru BK, hal ini juga terlihat sangat penting nya peran bimbingan dan konseling.
Kurikulum Merdeka
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, bimbingan konseling memiliki peranan penting. Implementasi Kurikulum merdeka dalam bimbingan konseling adalah untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik agar mampu mengatualisasikan potensi dirinya dalam hal untuk mencapai perkembangan secara optimal. Hal tersebut dikarenakan Sebab dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 telah dijelaskan bahwa Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar merupakan upaya sistematis, logis, objektif, serta berkelanjutan dan terprogram yang dilaksanakan oleh konselor
Bila dikaitkan dengan Implementasi Kurikulum Merdeka, peran layanan bimbingan dan konseling dalam Kurikulum Merdeka adalah sebagai koordinator dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis peserta didik (student wellbeing) dan memfasilitasi perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan potensi dirinya dalam rangka mencapai perkembangan secara optimal. Selain itu, Bimbingan dan Konseling juga menjadi bagian dalam penyusunan perencanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Guru mata pelajaran dan tenaga pendidik dapat berkolaborasi menjalankan peran Bimbingan dan Konseling dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis peserta didik. Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, peran layanan bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi potensi peserta didik diharapkan tidak hanya dilakukan oleh guru BK namun juga dapat dilakukan oleh Guru Mata pelajaran/Tenaga Pendidik Serta peran Orang tua Siswa dalam proses pembelajaran Siswa saat berada dirumahnya dan kegiatan apa yang dilakukan selama dirumah bersama Orang tua Siswa,jelasnya Ganefiani,S.pd Koordinator Guru BK kelans XII MIPA I-V dengan total 181 siswa
Sementara itu bapak Sukindar perwakilan Orang tua yang datang ke sekolah SMA Negeri 8 Semarang menyampaikan terkait Anak- anak mempunyai latar belakang masing-masing yang mengetahui tentu nya Orang tua, termasuk Najwa putri nya Fisik memang sangat kurang apalagi dengan banyak nya kegiatan- kegiatan yang diikuti,akan berpengaruh pada konsentrasi dan mental serta psikis anak . Alhamdulillah sudah ada arahan dan nasehat dari Bu Ganef terkait Anak supaya bisa memprioritaskan kepentingan sekolah terlebih sudah kelas XII terakhir pembelajaran insya Alloh Bulan April 2023 sudah selesai, terimakasih Bu Ganef''tutupnya
Dalam menyusunan kurikulum ke depan, perlu menganalisa peran guru bimbingan dan konseling pada masa kini dan masa depan yang dihadapkan pada perbedaan karakteristik tingkah laku antara generasi X atau Y dan generasi Z atau milenial. Perbedaan mulai dari jenis masalah hingga cara menyelesaikannya. Cara penanganannya pun harus berbeda. Karena generasi milenial cenderung lebih akrab dengan perkembangan teknologi.
Menjadi guru bimbingan dan konseling zaman sekarang dituntut untuk selalu mengimbangi dengan tidak hanya menguasai ilmu bimbingan konseling, tetapi juga cara berpikirnya harus lebih luas terutama serta harus menguasai atau paling tidak mengenal teknologi. Siswa pada generasi milenial banyak memperoleh informasi dari berbagai sumber dan membuat pandangan mereka menjadi tidak terbatas.
Melalui BK, siswa diharapkan menjadi pribadi-pribadi yang sehat, yaitu pribadi yang tetap survive dalam mempertahankan jati dirinya sebagai manusia yang memiliki fitrah sebagai makhluk yang mulia, bermartabat, dan menjalankan fungsi sebagai penopang peradaban kemanusiaan.
Berbagai kondisi tersebut merupakan tantangan bagi dunia pendidikan, dalam hal ini sekolah, khususnya asosiasi BK (Bimbingan dan Konseling) yang memegang peran strategis dalam membantu siswa.tidak hanya siswa yang sedang ada masalah tapi yang berprestasi juga perlu arahan dan bimbingan agar bisa terarah dan terukur.tutup Bu Ganef''
(Sukindar)
0 Komentar