Geram!! Kasus Penyekapan Dan Perbudakan Sex Anak Di Dukuhseti, Mensos Risma Bertandang Ke Pati


PATI, JATENG - Kasus Predator Sex dengan menyekap dan dugaan perbudakan sex terhadap Gadis N (14), menyedot perhatian Mentri Sosial RI, Tri Rismaharini.

Sore itu, Minggu (7/8/2022), pukul 17,30 WIB, Risma bertandang ke RSUD Soewondo, Jl. Dr. Susanto No.114, Ngipik, Kutoharjo, Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, untuk menjenguk dan memberikan empati serta keprihatinannya terhadap kasus yang menimpa gadis tersebut.

Sebagaimana diberitakan pertapakendeng.com edisi 04 Agustus 2022, berjudul 'Tragis!! Seorang Gadis Belia Disekap dan  Diduga Jadi Budak Seks', N, seorang gadis di bawah umur asal desa Banyutowo kecamatan Dukuhseti, yang masih duduk di bangku SMP, menjadi korban penyekapan dan diduga dijadikan budak sex selama 4 bulan.

Kasus ini telah ditangani oleh Polsek Tayu Pati pada tanggal 4 Agustus 2022, yang dipimpin langsung oleh Iptu Aris Pristiyanto, S.H. dan masih dalam proses pengejaran terhadap pelaku. 

Mentri Sosial RI, Ir Tri Rismaharani datang menjenguk korban, dengan didampingi oleh Kepala Dinsos Pati Indriyanto, S.H., M.Si. dan Kapolres Pati, AKBP Cristian Tobing, S.H, S.Ik.



Kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur sering terjadi dan itu dilakukan oleh orang terdekat yang seharusnya bisa menjaga dan melindunginya.

Upaya penyelamatan terhadap anak dari segala bentuk ancaman dan kekerasan terhadap anak yang masih marak dan belum terselesaikan menjadi prioritas bagi Polres Pati.


Dalam kesempatan itu, Mensos Risma menjelaskan, bahwa setiap hari ada media scanning, jadi bila diperlukan maka dia akan datang. Apalagi ini kasus tentang perlindungan anak yang sangat memprihatinkan

"Saya hanya memastikan jangan sampai hal ini terulang lagi terhadap anak, baik di sini atau di tempat lain, anak-anak bisa belajar dari peristiwa ini, supaya tidak terjadi hal seperti ini lagi", ungkap Risma

"Anak anak harus memikirkan masa depannya", tambah Risma.


Risma menekankan bahwa orang terdekat adalah ibu.

"Orang terdekat adalah seorang ibu, bukan media sosial, dimana anak sering menganggap media sosial adalah orang terdekat yang bisa mengerti dan memahami akan dirinya, yang sebenarnya hanyalah sebagai penjebak agar anak bisa masuk dan terperangkap didalamnya", tandas Risma.


Risma juga berpesan anak harus dekat dengan ibunya, karena hanya ibu yang bisa menjaga dan melindunginya. Menurut Risma, kadang kala memang ibu belum bisa mengerti sepenuhnya apa yang diinginkan anak, tapi tetap harus dihormati.

"Jiwa kalian, diri kalian adalah milikmu sendiri, maka jaga dirimu selama belum saat dan waktunya tidak ada yang boleh menyentuhnya", tandas Risma kembali.

(Wina)


0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html