Pilunya Petani Blora Selatan, Rugi Gagal Panen Gegara Serangan Wabah Wereng Coklat Dan Tikus


BLORA-,pertapakendeng.com - Wereng menyerang tanaman padi di wilayah Blora Selatan. Bahkan petani di Desa Nglungger Kecamatan Kradenan terancam gagal panen akibat serangan hama tersebut. Hartono (50) petani di Desa Nglungger mengatakan, serangan wereng diketahui sejak tanaman padi masih muda. Kini padi tersebut berumur 3 bulan atau memasuki masa panen. Awalnya, padi yang dijangkiti wereng itu terlihat layu. Selanjutnya berangsur-angsur kering. "Pemupukan yang kami lakukan tidak bisa mencegah serangan wereng," katanya, Senin 18/7/2022.


Sejumlah petani lain juga mengeluhkan hal sama. susno (47) mengungkapkan, gejala serangan wereng juga menyerang pada tanaman padinya, padi yang sudah diserang wereng itu tidak bisa tumbuh normal. Kini, sebagian besar petani setempat tidak memiliki harapan lagi untuk panen padi. Pasalnya, serangan wereng dan Yg tikus sudah meluas satu desa, bahkan merambah ke desa tetangga.


Kepala Desa Nglungger,Nursaian  menuturkan, wereng yang menyerang tanaman padi petani ada tiga macam, wereng berwarna cokelat, hijau dan putih. Akibat serangan wereng ini petani sangat merugi. Mengingat, para petani sudah mengelurakan modal yang tidak sedikit, antara lain untuk biaya membajak sawah, penyebaran benih dan pembelian pupuk. "Kalau dihitung, rata-rata petani mengalami kerugian Rp 2 juta sampai Rp 3 juta, tergantung lahan yang dimiliki,para petani umumnya juga ambil pinjaman modal ke BRI untuk menggarap sawah" ungkapnya.


Hanya Pasrah


Terkait dengan hama wereng ini, pihaknya sudah menyampaikan ke dinas terkait. Namun kondisi sekarang, petani sudah tidak mungkin dapat ditolong, karena serangan wereng sudah meluas dan rata-rata kondisi tanamannya sudah kering. Para petani pun hanya bisa pasrah. 


Petugas Pertanian Lapangan  setempat membenarkan, Usman hama wereng telah menyerang tanaman padi di persawahan. Tidak hanya di Desa Nglungger saja, namun hampir di seluruh Kecamatan kradenan.Menurut dia, hama wereng itu bisa  berkembang biak dan menyebar ke mana-mana. ''Satu wereng betina yang menetas, dapat menghasilkan 100 sampai 500 wereng. Jadi sangat cepat berkembang biak dan sangat membahayakan petani," jelasnya.


Lebih lanjut, serangan hama tersebut diketahui sejak petani panen padi pertama, sehingga saat tanam padi kedua dipastikan serangannya lebih besar. "ungkapnya.


Pihaknya juga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah kepada para petani, terutama di wilayah desanya.


Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Desa Medalem, Anik Juarti bahwa banyak para petani di desanya mengalami gagal panen padi.


“Mungkin keseringan ditanami padi ya mas, jadi kesuburan tanah mungkin berkurang sehingga panennya sedikit,” kata Anik.


Warganya pun sempat menanam palawija, namun tergiur hasil tetangga yang panen padinya berhasil.


“Ada juga yang mencoba tanam kacang tanah, dan tanaman lainnya, karena melihat tetangganya yang tanam padi hasilnya banyak jadi ikutan beralih kembali menanam padi. Tapi ya bagaimana, hasilnya juga tidak sesuai yang diharapkan,” tandasnya.

(LISWANTO)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html