Pertemuan Gapoktan Sido Mukti Desa Plosorejo Randublatung Blora, Menuju Petani Yang Modern
BLORA-,pertapakendeng.com - kumpulan dari Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Sido Mukti Desa Plosorejo, Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora, membahas perkembangan dan evaluasi kegiatan Selama Gapoktan di bentuk.(19/7/2022).
Eko Sukardi menceritakan bahwa keberhasilan untuk tidak lagi patuh terhadap pola dan cara pengecer pupuk yang cenderung memaksa untuk membeli pupuk nonsubsidi.
Eko Sukardi, salah satu perwakilan ketua kelompok tani mengatakan, adanya .aturan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, terus-terusan melenceng dengan fakta di lapangan yang dirasakan oleh para petani.
Ia bercerita, pada 2007 sebelum dirinya belum membuat kelompok tani, tiap ada truk pupuk bersubsidi yang lewat selalu dikejar-kejar oleh warga.
"Dulu kalau ingin dapat pupuk murah itu dengan cara ndatani KTP. Dulu harganya 60 ribu. Tapi kalau tanpa KTP harganya sampai sekitar 100 ribu lebih," kenang Sukardi, disaksikan para ketua kelompok tani lain.dan Alhamdulillah kini kita dah bisa menikmati pembelian pupuk dengan harga (HET) yang di tentukan oleh Pemerintah.
Selain itu sejumlah petani yang berada di Desa Plosorejo Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora juga mengaku hingga kini belum memiliki kartu tani. Hal ini lantaran pengajuan pembuatan kartu tani tak kunjung dikeluarkan dari salah satu Bank Himbara.
"Pengajuan pendaftaran kartu tani sudah setahunan lebih, tapi hingga kini belum jadi," ucap Yadiman, (51) Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sido Mukti Desa Plosorejo, Selasa (19/07).
Terdapat 24 kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Sido Mukti Desa Plosorejo dengan total sekitar 1.920 petani.
Yadiman pun mengaku heran lantaran sudah berkali-kali menanyakan hal tersebut tidak mendapat jawaban yang pasti. Padahal, pendaftar baru justru ada yang sudah dikeluarkan kartu taninya.
"Pernah kami tanyakan ke Bank, jawabannya belum dikeluarkan dari pusat. Kartu tani keluarnya itu gak sama-sama (bareng), ada yang cuma satu orang bisa lima orang. Itu menjadi keluhan semua kelompok tani yang ada di Plosorejo. Bahkan, yang lama tidak keluar. Yang pendaftaran baru malah sudah keluar. Itu anehnya di situ. Kesalahan dari bank atau darimana saya juga gak tahu. Dari PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) juga gak tahu. Semua yang keluar itu yang di data baru," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya tidak kesulitan dalam mendapatkan pupuk bersubsidi untuk mencukupi kebutuhan tanamannya.
"Alhamdulillah walau kartu Tani belum keluar, untuk pupuk lancar-lancar saja. Kita menggunakan rekom dan Alhamdulillah gak ada kendala apapun soal pupuk di Plosorejo," jelasnya.
Ia berharap, kartu tani milik anggota yang sudah diajukannya agar segera dikeluarkan.
"Kita semua dari rekan-rekan ketua kelompok tani berharap kartu Tani desa Plosorejo harus dikeluarkan semua. Masih ada ratusan kartu Tani yang gak keluar," harapnya.
Yadiman pun berharap agar ada perhatian dari pemerintah kepada para petani di Desa Plosorejo, baik bantuan berupa bibit maupun alat mesin pertanian (alsintan) agar kedepan bisa menjadi petani yang modern.
"Kami juga berharap kelompok tani desa Plosorejo dibantu semaksimal mungkin dari pemerintah. Baik itu bantuan berupa bibit maupun alsintan atau alat-alat modern lainnya. Sementara ini, Plosorejo masih kosong. Di Plosorejo belum pernah dapat bantuan, alsintan belum pernah dikasih dari daerah maupun pusat. Gak ada sampai sekarang," tandasnya.
(LISWANTO)
0 Komentar