Warga Karangrejo Lestarikan Tradisi Luhur Sedekah Bumi


GROBOGAN-pertapakendeng com, Sedekah bumi atau dalam istilah Jawa apitan merupakan tradisi luhur yang perlu dilestarikan. 

Pasalnya tradisi yang sudah turun temurun selalu diperingati di desa - desa merupakan tradisi mulia sehingga dipertahankan dan selalu diperingati. 

Adapun masing - masing desa sangat beragam. Ada yang dengan hiburan kethoprak, wayang kulit, musik keroncong bahkan alunan langgam gendong gendong Jawa dengan suara merdu khas sinden yang menghibur masyarakat setempat. 

Akan tetapi sebelum acara hiburan dimulai warga mengadakan hajatan tasyakuran bersama dan melaksanakan do' a bersama . 

Ada juga yang sekedar kumpul bersama warga dan cukup berdo'a bersama. 

Dan biasanya kegiatan apitan warga segaca iuran bersama memotong kerbau atau sapi untuk dibagikan bersama dan dibawa di dempat kegiatan sedekah bumi. 

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Jasminto selaku kepala desa Krangganharjo kecamatan Toroh, Rabu 15 Juni 2022.

Jasminto menambahkan sedekah bumi merupakan wujud rasa syukur masyarakat khususnya desa Krangganharjo oleh karena masyarakat nya sehat terbebas dari sengkolo (bencana). Sehingga masyarakat bisa beraktivitas dan bumi bisa menghasilkan tanaman pertanian yang bisa bermanfaat buat masyarakat Krangganharjo. 

" Sedekah bumi adalah wujud syukur kita kepada Allah SWT yang telah menjauhkan sengkolo dari desa Krangganharjo, sehingga masyarakat bisa tentram", Jelas Jasminto. 

Sedangkan hiburan karawitan bentuk partisi warga dengan cara iuran per KK sebesar Rp 120.000, sedangkan desa hanya mampu mensubsidi sebesar Rp 5 juta saja, oleh karena keterbatasan anggaran untuk bansos. 

Tahun depan mungkin bisa menyajikan seni budaya kethoprak asal masyarakat tiap bulannya bisa mensisihkan dana ketika ada kegiatan rukun menabung atau RM. Imbuh Jasminto. 

Meskipun demikian pagelaran seni Karawitan Mustoko Laras Sanggeh desa Tambirejo sudah menghibur warga. 

Kegiatan apitan atau sedekah bumi yang dilaksanakan di kediaman kepala desa Krangganharjo berjalan penuh hikmah karena diawali dengan sekapur sirih dan doa bersama yang dipimpin oleh  tokoh agama setempat. 

Alunan gending langgam Jawa yang dibawakan oleh ketiga sinden dengan suara khas betul betul membawa warga larut dalam alunan gending dan tari. 

Tradisi tiban sampur yang diberikan oleh para sinden kepada tokoh setempat merupakan tradisi bahwa sesama orang tua atau sesepuh adat harus dihormati. 

Dalam kegiatan sedekah bumi biasanya ada tiga bunga yaitu bunga mawar, kenongo dan kantil

Mawar berarti berane warna yang memiliki filosopi bahwa kita harus sabar karena hidup ditengah masyarakat yang berbeda beda. 

Kenongo artinya ono yang maksudnya hidup itu selalu ada masalah untuk itu sebagai pelengkap adalah kembang kantil yang artinya semua masalah akan bisa disesuaikan dengan cara ikhtiar dan ku kantil gondelan atau berpegangan kepada Gusti yaitu Allah SWT. 

(Imam)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html