Ritual Sedekah Bumi Dongpanjang Obati Kerinduan Warga Setelah Dua Tahun Vakum
PATI, JAWA TENGAH-pertapakendeng.com, Desa Dongpanjang, kecamatan Margoyoso hari ini melaksanakan ritual Sedekah Bumi, budaya tahunan yang telah menjadi tradisi turun-temurun sejak ratusan tahun yang lalu, Sabtu, 18 juni 2022.Ritual tersebut sempat tertunda selama dua tahun sejak Pandemi Covid-19 berlangsung. Karenanya, warga merasakan kerinduan yang amat dalam untuk bisa merayakannya.
Dari 9 RT yang ada di desa Dongpanjang, bersatu padu dan bahu-membahu untuk merayakan sedekah bumi, dengan dimulai musyawarah hingga 5 kali untuk mencapai mufakat. Dalam rapat muncul keinginan warga untuk melaksanakan upacara sedekah bumi seperti yang sudah berjalan Pada tahun-tahun sebelumnya.
Guna terlaksananya hasil musyawarah desa berupa Sedekah Bumi, warga kemudian membentuk kepanitiaan, dengan Subiyanto yang dipercaya sebagai ketua panitia.
Berbagai tontonan ditampilkan guna menyemarakkan ritual itu, antara lain arak-arakan jolen yang membawa beraneka jenis hasil bumi. Masyarakat meyakini, itu semua sebagai wujud syukur kepada pemilik bumi.
"Semakin kita mensyukuri hasil bumi yang kita peroleh, maka akan semakin meningkat perekonomian kita, karena semua yang kita konsumsi adalah dari bumi, jadi wajib kita menyedekahi bumi, pertanda kami merasa bersyukur atas semua hasilnya", ungkap jasman salah seorang warga Dongpanjang.
Adapun semua acara yang telah terlaksana pada hari ini tidak lepas dari peran semua masyarakat yang dengan antusiasnya dari yang anak kecil, hingga orang tua-tua mau ambil peranan.
"Saya merasa sangat bersyukur dan terharu sekali melihat masyarakatku bisa merayakan perayaan sedekah bumi dengan sangat meriah, karnaval yang diisi berbagai macam dandanan, dan juga berbagai macam pertunjukkan seperti wayang orang, yang mana sudah mendapat penghargaan dari UNESCo, Dan diakui oleh semua kalangan bidang seni, bahwa wayang orang soneyan sangat bisa di banggakan, rakyat juga tidak pernah mengeluhkan dana yang harus dikeluarkan demi merayakan sedekah bumi ini", ungkap kepala desa Margi Siswanto.
"Semoga ke depannya desa Dongpanjang, Soneyan, akan lebih maju lagi dan bisa saling damai, merangkul satu sama lain", imbuhnya.
Tradisi wayang orang sudah membudaya turun temurun, yang merupakan warisan leluhur yang harus ada untuk acara ritual tersebut. Karenanya, desa sengaja mengalokasikan dana secara khusus untuk pengadaan wayang.
"Untuk Perayaan Sedekah Bumi ini disediakan dana dari desa sebesar Rp 10 juta untuk wayang orang, sedangkan untuk yang lain- lain seperti jolen dan pakaian adat, biayanya Swadaya dari rakyat sendiri", ungkap Nurviana Sekdes Desa Soneyan.
(Arikha)
0 Komentar