Kenduren Kupatan "Nguri-nguri Budaya Jawa Yang Tak Lekang Oleh Zaman, Di Masjid Besar Darussalam
KUDUS - Pertapakendeng.com., Kupatan, merupakan hasil dari pemikiran para Walisongo dalam menyebarkan dakwah Islam melalui budaya. Umumnya tradisi ini dilakukan oleh masyatakat Jawa yang selalu digelar setelah perayaan hari raya Idul Fitri. Kata kupat berasal dari bahasa Jawa “Ngaku Lepat,” (mengaku kesalahan -red)
Tradisi Kupatan di Indonesia khususnya di Jawa dilaksanakan pada 7 hari setelah Idul Fitri. Masyarakat Desa berkumpul di Masjid atau Mushola untuk mengadakan kegiatan Do’a bersama dengan membawa hidangan yang didominasi ketupat, lepet dan juga lontong.
Kegiatan kenduren Kupatan dengan menggelar Sholawat dan Do’a bersama yang dilaksanakan pengurus Ta’mir Masjid Besar Darussalam Jetak Kedungdowo Kecamatan Kaliwugu Kabupaten Kudus. Senin, 09 Mei 2022
Acara yang dibuka langsung oleh Ali Ahmadi tersebut mengatakan “Bahwa dalam rangkaian kegiatan kenduren kupatan kali ini adalah merupakan tradisi dan budaya Jawa yang sejak dulu kita adakan dengan Do’a bersama dengan para Alim Ulama dan masyarakat secara umum, baik laki-laki maupun perempuan dimasjid Besar Darussalam.
“Kegiatan acara kenduren pada pagi hari ini dengan rangkaian pra acara diadakan terbang klasik tradisional (Terbang Papat), kemudian baca sholawat Nabi Muhammad SAW kemudian Do’a Rosul, Acara yang dimulai pada pukul 06.00 - 06.30 WIB, kali ini amat sangat sederhana, namun yang ikut ada ratusan warga," tambah Ali.
Ditempat terpisah Kyai Umarsaid warga RT/RW: 05/05 dan Sa’dun Warga RT/RW : 08/05 mereka mengatakan “kami amat senang diadakan kegiatan kenduren kupatan karena acara ini mempupuk rasa saling mengasihi, saling berbagi, tali persaudaraan yang erat karena dalam tradisi kenduren kupatan dimasjid sambil mengasihkan sebagian kenduren dibawa untuk dikumpulkan petugas kemudian setelah acara selesai kita makan bersama dengan masyarakat yang lain”.
Yi Umar Said juga menambahkan “Semoga dengan acara kenduren kupatan dan do’a bersama kali ini menambah barokah dan manfaat bagi masyarakat, untuk guyub rukun aman sentosa selalu Amin Ya Robbal Alamin”.
Kyai Muhibbin, S.Pd.I selaku ketua Ta’mir Masjid Besar Darussalam Jetak Kedungdowo Kaliwungu Kabupaten Kudus mengatakan “Kegiatan kenduren kupatan kita laksanakan setelah hari raya hari ke 7 idul fitri, dimana pada tahun ini 1 Syawal 1443 H yang jatuh pada hari Senin, 02 Mei 2022, maka kupatan jatuh pada hari Senin 08 Syawwal 1443 H/09 Mei 2022.
Dalam kupatan kali ini merupakan "Nguri-nguri warisan budaya Jawa (melanggengkan warisan budaya Jawa -red) Sunan Kali Jaga. Untuk memperingati kegiatan Kenduren Kupatan yang kita laksanakan, dimana kegiatan ini merupakan salah satu progam dari Ta'mir Masjid Besar Darussalam Jetak Kedungdowo," ujarnya.
Adapun kegiatan ini kita laksanakan sederhana dengan rangkaian acara sebagai berikut : Pra acara tabuh terbang Papat yang merupakan terbang tradisional Kudus, Pembukaan oleh tokoh agama Ali Ahmadi (Kaur Kesra), pembacaan Sholawat dan Do'a Rosul.
Al-Hamdulillah pelaksanaan kupatan ini berjalan dengan aman, dan lancar. Hal ini tidak lepas dari dukungan dan peran serta masyarakat dukuh Jetak Kedungdowo yang sangat luar biasa. Hal ini nampak dari peserta yang ikut ada ratusan warga.
"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para tokoh agama, para remaja masjid, para pemuda, dan masyarakat, yang telah membantu mensukseskan acara tersebut.
" Kami atas nama Ta'mir Masjid Besar Darussalam hanya dapat mengucapkan "Jazakumullahu Khirol Jaza' Jazakumullahu Khoiron Katsiro Watoqobbal Karim. Semoga amal ibadah kalian semua mendapat balasan dari Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda Amin," pungkasnya.
Ditempat terpisah Abdullah, Anita peserta Kenduren Kupatan mereka mengatakan "Senang mengikuti kegiatan Kenduren kupatan pada pagi hari ini, karena ini merupakan kegiatan budaya yang harus dilestarikan, jangan sampai punah oleh zaman.
Reporter, Luq
0 Komentar