Lima Alasan Mengapa Umat Islam Harus Berpuasa Di Bulan Ramadan
BLORA-, pertapakendeng.com, - Memasuki bulan Ramadan tahun 2022 kita patut bersyukur karena semangat beribadah umat Islam semakin mantap dan meningkat, yang ditandahi setiap salat wajib lima waktu berjamaah di masjid dipenuhi oleh para jemaah.
Hal itu diungkapkan mantan Sekda Blora H. Bambang Sulistya ketika menyampaikan ceramah dalam kuliah tujuh menit (kultum) di Masjid Nurul Falah Perumnas RW V Kelurahan Karangjati Kecamatan Blora selesai salat subuh berjamaah dalam upaya peningkatan keimanan dengan nara sumber atau pembicara dari peserta jemaah sendiri yang sudah ditunjuk dari pengurus takmir masjid Nurul Falah.
"Saya kemarin, Kamis (7/4/2022) diberi amanah untuk menyampaikan kultum dengan tema, Akronim PUASA sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keimanan di Bulan Ramadan," kata Bambang Sulistya, Sabtu, (9/4/2022).
Dijelaskannya, ada lima alasan mengapa umat Islam harus berpuasa di bulan Ramadan.
Pertama puasa Ramadan adalah salah satu Rukun Islam ketiga setelah membaca sahadat dan menegakkan solat lima waktu.
"Tanpa melaksanakan Puasa di bulan Ramadan, maka umat Islam belum sempurna Rukun Islamnya," tegasnya.
Hal itu sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad SAW, "Islam dibangun atas lima perkara,yakni membaca Syahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan salat lima waktu, puasa di Bulan Ramadan, menunaikan zakat dan haji. (HR Al Bukhari dan Muslim).
Kedua , sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah SWT. Ketiga adanya konsensus atau ijmah ulama yang mengatakan bahwa puasa Ramadan itu diwajibkan dengan tujuan agar menjadi orang bertaqwa kepada Allah.
Adapun orang-orang yang wajib melaksanakan puasa di bulan Ramadan antara lain sudah balig, sehat jasmani dan rohani, bukan musafir dan tidak sedang haid.
Selanjutnya, keempat melatih diri untuk bersabar dan berempati terhadap orang yang kurang beruntung. "Ada ungkapan bahwa Puasa itu separo dari sabar," tuturnya.
Kelima, meraih manfaat kesehatan karena dengan melaksanakan puasa di bulan Ramadan memberi dampak positif bagi kesehatan tubuh.
Berkenaan dengan hal tersebut agar dalam menjalani Ibadah di bulan Ramadan bisa meningkatkan kwalitas keimanan, maka perlu dipahami Akronim PUASA sesuai maknanya.
Diawali dengan huruf P-Pengendalian diri merupakan esensi dari ibadah bulan puasa
Bahkan ada yang mengatakan bahwa pengendalian adalah faktor utama yang menentukan dan memberikan indikasi apakah puasa seseorang di bulan Ramadan berhasil atau tidak dalam mewujudkan sebagai manusia yang bertaqwa.
Secara fisik mengendalikan diri tidak makan , minum dan berhubungan badan serta non fisik mampu mengendalikan diri terhadap hawa nafsu.
Menurut ajaran spiritual jawa puasa adalah "nutupi howo songo atau nutupi babahan howo songo (menutup sebilan lubang pada manusia), yaitu dua mata, dua telinga, dua hidung, satu mulut, satu lubang dubur dan kelamin.
"Karena manusia dianggap mulia setelah mampu mengendalikan sebilan jalur tersebut," jelasnya.
Disamping itu sembilan lubang adalah dapat menjadi sumber dosa yang bisa menjerumuskan manusia. Kemudian U-Untuk orang beriman yang diwjibkan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Seperti telah terungkap dalam Surat Al-Baqarah ayat 183, "Wahai orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar bertaqwa".
Sehingga dalam bulan Ramadan mestinya tidak akan terjadi kegiatan swiping terhadap warung makan yang masih buka.
Selanjutnya hurupf A-Amalan amalan yang sebaiknya dilaksanakan sebagai bentuk ibadah di bulan Ramadan, diantaranya memperbanyak membaca Al-Qur'an sebagai bacaan utama untuk menyempurnakan ibadah.
Mengintensifkan kegiatan sedekah/berbagi/kepyur yang diprioritas untuk kaum duafa, itikaf atau berdiam diri dengan tujuan ibadah.
Menghidupkan malam lailatul Qadar dengan memperbanyak salat, perbanyak istighfar, memberi makan orang yang membutuhkan, menyegerakan waktu berbuka dan tidak menunda-nunda, salat tarawih, umrah pada bulan Ramadan, melaksanakan sahur, dan mengerjakan salat subuh berjamaah lalu duduk berzikir kepada Allah SWT hingga matahari terbit lalu salat dua rakaat, maka baginya mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah (dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
Selanjutnya huruf S-Semangat yang penuh suka cita dan kegembiraan dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan.
"Jangan dijadikan kambing hitam berpuasa untuk bermalas-malasan sehingga produktifitas kerja menurun. Apalagi memanfaatkab dalil bahwa tidur dalam melaksanakan puasa adalah ibadah untuk digunakan sebagai niat untuk bermalas diri," tegasnya.
Berikutnya huruf A-Ada harapan bahwa kita berpuasa di bulan Ramadan dosa-dosa kita akan diampuni, ibadah kita akan mendapat pahala yang berlipat ganda dan kita akan menjadi pribadi yang taqwa serta kita dijamin masuk surga.
Ibarat dalam gambaran kehidupan di alam sebelum puasa kita seperti ulat tampak menjijikan namun setelah selesai bulan Ramadan kita seperti kupu-kupu tampak indah dan menarik hati selalu terbang mencari bunga.
"Demikian semoga akronim PUASA dapat menjadi pitutur yang baik dan mampu memberi semangat spiritual dalam meningkatkan kualitas keimanan guna mewujudkan sebagai hamba Allah yang bertaqwa," kata Bambang Sulistya yang juga Ketua PWRI Blora. (MC Kab. Blora/Teguh/toeb).
(Sukisman)
0 Komentar