Penasehat Dharma Wanita Persatuan Eny Retno Yaqut Ke Musium Gusjigang Kudus "Musium Yang Luar Biasa Keren Abis"
Kudus - Eny Retno Yaqut (Isteri Menteri Agama Republik Indobesia) berkunjung kemusium Gusjigang Kudus pada hari Jum'at 25 Maret 2022. Dalam kegiatan kunjungan dimusium jenang Gusjigang tersebut sekira pukul 14.20 - 14.50 WIB.
Hesti Ihsan selaku ketua panitia pelaksana kegiatan Dharma Wanita Persatuan (DWP) IAIN Kudus mengatakan "bahwa Eny Retno Yaqut ke Kudus dlam rangka pembinaan dan Silaturrohim DWP Kudus di IAIN Kudus sekira pukul 10.30 - 11.30 WIB.
"Sebenarnya kabar yang kami terima kemarin Eny Retno (Istri Menag RI) tidak bisa hadir ke Kudus, menurut rencana Webinar (via zooom), dan Al-Hamdulillah pada hari ini ternyata bisa hadir ditengah-tengah kita untuk bersilaturrahim sekaligus memberi pembinaan pada DWP IAIN Kudus," tambah Hesti.
Kami sangat bersyukur dapat bertemu langsung dengan beliaunya, padhal jadwalnya cukup padat. "Kami seperti ketiban pulung bisa bertemu dan bertatap muka langsung dengan Bu Eny Retno Yaqut," ungkapnya.
Profil Eny Yaqut Nama lengkap Eny Retno Purwaningtyas setelah menikah dengan Gus Yaqut Cholil Qoumas (Menag RI), Sekitar bulan Juli 2003, Eny Retno Yaqut mendapat nama baru, yakni Ulya Qurrotu ‘Aini.
Eny Retno Yaqut pernah belajar di Institute Pertanian Bogor (IPB) angkatan 1993 dan pernah belajar di SMA Negeri 2 Rembang angkatan 1993. Dia menyelesaikan kuliahnya kurang lebih empat tahun di Fakultas Pertanian jurusan Agribisnis pada tahun 1993-1998.
Kini, setelah Gus Yaqut Cholil Qoumas dilantik menjadi Menteri Agama yang dilantik oleh presiden Jokowi pada tahun 2020 menggantikan Fachrul Razi, Eny Retno Yaqut diangkat sebagai penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama.
Eny Retno Purwaningtyas yang lebih dikenal dengan Eny Retno Yaqut mengatakan "Jalan-jalan ke Kota Kudus tak lengkap rasanya tanpa membeli oleh-oleh khas Kudus, yaitu Jenang. Kabupaten Kudus selain dikenal dengan kota kretek, Kudus juga menjadi tanah kelahiran jenang. Untuk mengetahui perjalanan jenang hingga ada di Kudus pabrik jenang Mubarokfood mendirikan Musium Jenang Gusjigang.
Musium inipun diklaim menjadi Musium Jenang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Musium Jenang Mubarokfood "Gusjigang" meneguhkan bahwa Kudus menjadi pengahasil jenang terbesar di Jawa Tengah. Musium Jenang disajikan berbagai kisah Kudus Tempo dulu.
Musium Jenang Gusjigang ini sangat "Keren abis" luar biasa dan perlu dipublikasikan ditingkat Regional, Nasional, bahkan International. Apalagi di Kudus ada dua sunan Kudus dan sunan Muria. Filosofi sunan Kudus itu dengan Gusjigang "bagus, ngaji, dan dagang" itu merupakan potensi yang sangat luar biasa dan memang Kota Kudus ini merupakan kota Santri yang pinter ngaji, bagus / baik akhlaqnya dan pinter dalam berdagang," pungkasnya.
Sementara itu Hj. Nujumullaily istri direktur Mubarokfood Dilecia mengatakan "Al-Hamdulillah Wa Syukurillah puji syukur kami ucapkan banyak terima kasih Eny Retno Yaqut dan rombongan yang telah hadir mengujungi Musium Jenang Gusjigang.
Walaupun hanya sebentar namun dalam kunjungan kali ini akan membawa kesan dan pesan yang amat penting bagi beliaunya. Walaupun jadwalnya sibuk masih dapat menyempatkan diri berkunjung ke Musium Jenang Gusjigang" katanya.
Lebih lanjut direktur Mubarokfood Dilecia HM. Hilmy menegaskan "Walaupun kedatangan beliau hanya sebentar pasti tadi dalam melihat dan menyaksikan Musium Gusjigang bisa langsung mengerti maksud dan tujuan dari foto, gambar, dan miniatur yang ada karena dibawah setiap Spot-spot tersebut dilengkapi dengan penjelasan singkat.
Pembangunan Musium Jenang Gusjigang ini tak lepas dari falsafah hidup yang diajarkan oleh Sunan Kudus. Falsafah tersebut kemudian disebut sebagai "Gusjigang X Building" yang artinya Gus itu bagus, Ji berati pinter Ngaji dan Gang yang berati pinter berdagang.
Lebih lanjut Hilmy mengatakan "Falsafah tersebut mengajarkan bahwa manusia harus bagus akhlaqnya, lalu mencari ilmu dengan mengaji, serta memiliki jiwa entrepreneur sebagai pedagang. Melalui landmark bangunan, bentuk karya tulisan, tulisan sejarah, hingga foto falsafah itu divisualisakan.
Sebenernya dalam pembangunan Musium Jenang ini awal mula sederhana sekali. Kami buat Musium Edukasi jenang yang kami persembahkan untuk masyarakat. Setelah jadi tahun 2017 dilihat masyarkat bagus dan tambah semangat untuk menambah yang lebih besar lagi. Makanya ada tiga tahap dalam peresmian Musium Gusjigang yakni pada tahun 2017, 2018, dan 2019.
Yang jelas dalam proses pembuatan Musium Jenang Gusjigang itu diluar espektasi keluarga besar kami. Jika ini dikonsep lebih awal tentunya konsep pembangunan dengan masterplan yang lebih detail dan bagus, seperti gedungnya lebih besar, tempat parkirnya juga luas. Hal inilah yang kemarin kira bicarakan dengan Hartopo Bupati Kudus.
Rencana kami akan menambah Musium "The House Of International Islamic Caligrafi". Dalam Musium Kaligrafi internasional ini dilandasi juga ide dan masukan Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan, ketika kami datang sowan kebeliau untuk minta izin memasang karya Habib Lutfi beliau menyarankan agar ditambah Spot-spot wali songo agar dapat menambah kuat daya tarik ditingkat Nasional maupun internasional," tambahnya.
"Al-Hamdulillah sampai dengan sekarang kemandirian kami dalam proses pembangunan masih kuat. Memang niatan kami dalam pembuatan Musium Jengang Gusjigang adalah menjadi pelaku usaha yang tidak sekedar bisnis orientit tapi menjadi pengusaha yang berwawasan lingkungan, bersifat sosial yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
"Dalam Niatan kami dalam membangun Musium tersebut adalah dengan niatan dakwah, edukasi, dan relegi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Motivasi kami dengan semangat memberi yang lebih baik dan memohon akan keberkahan kepada Allah SWT," pungkasnya.
Reporter ; Luq
0 Komentar