Tolak Uang Sogokan Guna Muluskan Musda Ilegal, Ketua PWO-IN Dimosi Tidak Percaya.
Musda ilegal yang diselenggarakan di Guci Tegal pada 19 Februari 2022, ternyata menimbulkan prahara di internal Organisasi Pers PWO-IN.
Agenda musda ilegal itu juga mengumpulkan petisi untuk menyatakan mosi tidak percaya kepada Ketua umum DPP PWO-IN dan mendesak agar mundur dari jabatannya.
Timbul pertanyaan besar di balik semua itu, ada apa sebenarnya? Sampai drama kolosal ini terjadi?
Pertapakendeng.com berhasil mengendus pokok persoalan di balik sandiwara besar itu. Ternyata jawabannya klasik, ialah adanya dugaan 'percobaan Suap' yang melibatkan aktor intelektual Musda ilegal di Tegal kepada Ketua umum PWO-IN.
Uang suap itu, dijadikan sebagai jalan pintas mereka yang mengaku wartawan untuk mendesak supaya 'melegalkan dan meresmikan Musda Bayangan yang mereka gelar'.
Namun dengan bijak dan tegas, duit sogokan itu ditolak keras oleh Ferry Rusdiono.
Kemudian beredar surat pernyataan Feri Rusdiono tentang pengunduran dirinya dari pucuk pimpinan PWO-IN. Namun dari pengamatan pengurus PWO 11 Kabupaten se-Jawa Tengah, menilai terdapat kejanggalan dalam tanda tangan tersebut. Mereka menduga surat itu palsu.
Terlepas dari semua itu, bahwa terkait dengan pengunduran diri Feri Rusdiono, bila tanpa disertai adanya pelanggaran etik dan menyalahi ketentuan AD/ ART organisasi, maka secara tegas 11 pengurus DPD PWO-IN Jawa Tengah menyatakan menolak.
Mereka masih tetap loyal dan setia atas kepemimpinan Ferry Rusdiono.
"Bahwa kami masih tetap loyal dan setia atas kepemimpinan Ferry Rusdiono, kami akan tetap melanjutkan perjuangan demi membesarkan PWOIN di wilayah Kabupaten masing-masing, salam.... tetap semangat!!!", tandas pengurus PWO Pati, Rembang dan Jepara.
"PWO-IN cerdas profesional dan independen!!", teriak pengurus PWO Kendal dibarengi Pwo Magelang dan PWO Semarang.
Tak puas dengan rumor yang beredar, 11 DPD PWO-IN Jawa Tengah ini mencoba konfirmasi langsung kepada Ferry Rusdiono, untuk menggali lebih dalam tentang kebenaran kabar burung tersebut. Dari sana terjawab sudah semuanya.
Dalam percakapan singkat melalui WhatsApp, Ferry Rusdiono akhirnya blak-blakan bercerita kepada pertapakendeng.com. ''Sejak awal saya sudah membekukan ,atau tidak mengijinkan musda yang diselenggarakan di Guci, anehnya malah mereka menuduh saya menabrak AD/ ART organisasi,
Kan daripada habiskan biaya untuk Rapim di masa pandemi, lebih baik uangnya dimanfaatkan untuk lainnya?", ujar Feri via pesan WA-nya, Kamis 24/2/2022.
Lebih lanjut Dia menambahkan,
"Lebih baik mundur secara terhormat daripada bertahan tapi ternoda oleh kepentingan segelintir oknum DPW yang mencoba menarik saya ke arena judi balap karung", Kata Ketua umum terpilih hasil kongres 1 PWO-IN itu.
"Iya, saya disogok, bakal disupport dana kalau mau sahkan SK Musda,
Tapi saya menolak ajakan suapnya itu", Beber Feri.
Ferry juga membeberkan perihal Dirinya meminta ijin kepada Ketua Dewan Penasehat PWO-IN untuk mengundurkan diri dari jabatan ketua umum PWO-IN, yang kemudian olehnya (Ketua Dewan Penasehat), permohonan pengunduran diri tersebut dijawab singkat dan tegas.
"Seorang Pemimpin harus tegas dalam mengambil keputusan sesuai aturan organisasi yang berlaku, Ketua Umum DPP PWOIN tidak boleh kalah oleh kemauan sepihak kelompok Pengurus Daerah yang tidak sesuai aturan Organisasi", jawab Wanhat tegas.
Beber Rusdiono.
(Pertapakendeng)
0 Komentar