Gelorakan Prokes Dan Vaksinasi, Rasta FM Blora Bertahan Hibur Petani.
Jum'at, 4 Februari 2022
BLORA-pertapakendeng.com, - Radio Komunitas Suara Tani (RASTA FM 107,7 MHZ) Blora menggelar pertemuan internal guna membahas kelangsungan dan nasib kedepan sejak 18 tahun merwarnai blantika dan kembang maraknya hiburan serta informasi bagi pendengarnya.
Para penggagas dan motivator studio radio komunitas yang diresmikan Bupati Blora Basuki Widodo tahun 2004 lalu, kembali memantik supaya keberadaannya makin melekat, khususnya bagi petani.
"Ini merupakan hari bersejarah bagi saya. Baru kali ini diundang pertemuan informal (informal meeting) dalam rangka membahas kondisi terkini dan nasib Radio Komunitas Petani ke depan," ungkap Bambang Sulistya, mantan Sekda Blora, yang juga penggemar siaran radio, di Blora Kamis (3/2/2022).
Hadir pada pertemuan internal itu Sutikno Slamet matan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blora yang juga mantan Sekda Blora, para penyiar Rasta FM (Lilis Riyani, Bob Gara, Mega) dan beberapa tokoh Fans Rasta.
Pertemuan diawali dengan membacakan laporan keadaan Radio Rasta FM oleh Lilis Riyani baik mengenai inventaris yang dimiliki, pemasukan dana yang diperoleh dari para sponsor, penggajian para penyiar yang masih di bawah UMR maupun harapan ke depan tentang kondisi peralatan radio yang perlu segera dibenahi dan dimiliki agar Radio yang beralamat di jalan raya Blora-Cepu Km 5 Jepon, Kec. Jepon mampu memberi pelayanan siaran dengan baik kepada para pendengar di masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Sutikno Slamet menceritakan tentang jerih payah mendirikan Radio Komunitas sampai berbagai upaya agar Radio Suara Tani tetap eksis dan mampu memberi imformasi dan menghibur para pendengar khususnya kadang konco tani di Blora.
Ia merasa sangat prihatin atas keadaan Radio Suara Tani yang kondisinya sangat minimalis dan perlu adanya pembenahan.
"Untuk itu ke depan Radio harus dikelola secara baik dengan melibatkan dukungan dari komunitas atau masyarakat pendengar setia, sehingga melaluhi rembuk hari ini mudah-mudahan dapat diperoleh solusi terbaik," ungkap Sutikno Slamet.
Blora, InfoPublik - Radio Komunitas Suara Tani (RASTA FM 107,7 MHZ) Blora menggelar pertemuan internal guna membahas kelangsungan dan nasib kedepan sejak 18 tahun merwarnai blantika dan kembang maraknya hiburan serta informasi bagi pendengarnya.
Para penggagas dan motivator studio radio komunitas yang diresmikan Bupati Blora Basuki Widodo tahun 2004 lalu, kembali memantik supaya keberadaannya makin melekat, khususnya bagi petani.
"Ini merupakan hari bersejarah bagi saya. Baru kali ini diundang pertemuan informal (informal meeting) dalam rangka membahas kondisi terkini dan nasib Radio Komunitas Petani ke depan," ungkap Bambang Sulistya, mantan Sekda Blora, yang juga penggemar siaran radio, di Blora Kamis (3/2/2022).
Hadir pada pertemuan internal itu Sutikno Slamet matan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blora yang juga mantan Sekda Blora, para penyiar Rasta FM (Lilis Riyani, Bob Gara, Mega) dan beberapa tokoh Fans Rasta.
Pertemuan diawali dengan membacakan laporan keadaan Radio Rasta FM oleh Lilis Riyani baik mengenai inventaris yang dimiliki, pemasukan dana yang diperoleh dari para sponsor, penggajian para penyiar yang masih di bawah UMR maupun harapan ke depan tentang kondisi peralatan radio yang perlu segera dibenahi dan dimiliki agar Radio yang beralamat di jalan raya Blora-Cepu Km 5 Jepon, Kec. Jepon mampu memberi pelayanan siaran dengan baik kepada para pendengar di masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Sutikno Slamet menceritakan tentang jerih payah mendirikan Radio Komunitas sampai berbagai upaya agar Radio Suara Tani tetap eksis dan mampu memberi imformasi dan menghibur para pendengar khususnya kadang konco tani di Blora.
Ia merasa sangat prihatin atas keadaan Radio Suara Tani yang kondisinya sangat minimalis dan perlu adanya pembenahan.
"Untuk itu ke depan Radio harus dikelola secara baik dengan melibatkan dukungan dari komunitas atau masyarakat pendengar setia, sehingga melaluhi rembuk hari ini mudah-mudahan dapat diperoleh solusi terbaik," ungkap Sutikno Slamet.
Di pertemuan itu, Bambang Sulistya, selaku pendiri yang saat itu diberi amanah sebagai Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blora dari tahun 2001-2006 merasa terharu ketika melihat kondisi Radio Suara Tani saat ini.
"Kalau mau jujur blak kotang bloko suto ungkapkan apa adanya rasanya tak habis pikir. Dulu Radio Suara Tani itu berdiri hanya dilandasi oleh niat yang baik untuk menghibur petani dan memberi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan para petani dalam berusaha tani," ungkapnya.
Tentu dengan harapan mampu memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan petani.
Dikatakannya, Radio Rasta FM berdiri bukan atas dukungan dana dari APBD Kabupaten, Provinsi maupun dana APBN. Namun hanya semangat pengabdian untuk membuat sejarah di Bumi Samin.
Berbagai ikhtiar dilakukan salah satunya menggandeng kemitraan dengan para produksen benih, obat-obatan dan peralatan pertanian.
"Bahkan dulu hanya dengan mengajukan proposal ke salah satu mitra kerja produsen benih ternyata Radio Rasta bisa mendapatkan bantuan dana yang tidak tanggung tanggung di era tahun 2004 sekitar Rp100 juta dari produsen benih yang berpusat di Negara Amerika Serikat," tuturnya.
Setiap tiap malam Jumat diselenggarakan dialog interaktif on air dengan para pendengar Setia Radio Rasta FM dengan nara sumber yang bisa menggugah semangat para petani untuk berusahatani yang lebih baik.
Demikian pula setiap bulan sekali dihadirkan para fans untuk diajak rembukan dan untuk menyerap masukan bagi kebaikan program siaran radio yang menghibur dan memberi imformasi yang up to date, setiap tahun juga diselenggaran kegiatan olah raga jalan santai dengan dorprize utama seekor sapi disertai hiburan musik dengan penyanyi terkenal serta makan bersama secara gratis.
"Bahkan yang bersejarah dan sulit dilupakan di Radio Suara Tani pernah di datangangi/dikunjungi Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo yang langsung mengadakan talk show dengan para petani yang berperan sebagai moderator Bupati Blora R.Yudi Sancoyo," kenangnya.
Bambang Sulistya menambahkan mangapa Radio itu dinamakan Suara Tani, karena pada saat itu punya pemikiran bahwa petani adalah sosok pejuang kehidupan yang memiliki andil besar dalam mendukung dan mewujudkan ketahan pangan bagi Bangsa Indonesia.
"Bertani merupakan salah satu di antara profesi yang paling mulia sepanjang masa," ucapnya.
Disamping itu petani juga dapat dijadikan teladan dan inspirasi oleh siapapun dalam hal sikap
pemberani yang tidak pernah menyerah oleh berbagai macam musibah baik karena musim yang tidak ramah, serangan hama penyakit maupun dipermainkan oleh tengkulak.
Sikap penyabar yang mampu mengendalikan diri dan dapat menerima realita kehidupan ketika saat pemeliharaan tanaman pupuk harga naik dan sulit didapat.
Memiliki kesederhanaan hidup dan menjadi perekat kerukunan di masyarakat pedesaan.
"Di masa sulit petani masih menunjukkan sikap kepedulian tinggi kepada saudaranya yang tertimpa musibah," ujarnya.
Kemudian, sikap ramah, pemaaf dan jujur selalu menghiasi dalam kehidupan sehari-hari.
"Petani adalah sosok yang relegius, setiap langkah dilandasi sebagai bentuk ibadah dan apapun yang terjadi diyakini oleh petani adalah kehendak Allah yang paling baik," terangnya.
Ia menyebut ungkapan dari Prabowo Subiyanto saat menjadi ketua HKTI yang mengatakan bahwa petani adalah Pembela Tanah Air Negara Indonesia.
Sehingga perlu dihargai dan diperjuangkan nasib mereka.
"Kemudian untuk pengelolaan Radio Suara Tani yang memiliki tagline Radionya Wong tani mblora di masa yang akan datang hendaknya harus bisa dikelola dengan Cara P3," ujarnya.
P1-Profesional dalam menyelenggarakan kegiatan dan bersifat terbuka serta mampu dipertanggung jawabkan.
"Berikutnya, P2-Peningkatan mutu siaran dengan perbaikan dan penambahan peralatan radio serta peningkatan kualitas penyiar termasuk peningkatan kesejahteraan penyiar," tuturnya.
Selanjutnya, P3-Pelibatan berbagai pihak dan mitra kerja khususnya para pemangku kepentingan dan para donatur untuk mendukung keberlangsungan hidup Radio Suara Tani.
Fakta sudah 18 tahun Radio Rasta FM mengudara menghibur wong Cilik gumuyu.
Dalam pertemuan itu, Lilis Riyani salah satu penyiar andalan Radio Suara Tani mengatakan masih banyak para fans yang fanatik yang mengharapkan radio tetap mengudara dan tetap eksis menghibur para pendengar yang rata-rata sangat menyukai acaranya.
Demikian pula ungkapan dari penyiar lain Mega Nanda dan Surya Sinagara bahwa acara siaran Radio Suara Tani secara reguler yang selalu mengudara setiap hari meliputi KOPI RASTA (Koleksi pilihan Rasta FM) menyajikan lagu pop yang membuat semangat hidup makin membara.
Kemudian, KUMBANG MAS (Kumpulan Tembang Masa Silam), GENDANG ROJO (Gelar Dangdut Royom Joget), SARI BUAH (Campur Sari Kagem Bebungah), KEMBANG MAWAR (Kempalan Gending Maniko Warni), SEGO WADANG (Selera Goyang Warung Dangdut), LEMBAYUNG SENJA (Informasi dakwah tetang Islam dan lagu lagu relegius).
Selanjutnya, LAFANDA (Lagu Favorit Anda), SARI KELAPA (Campur Sari Klangenan Panjenengan) dan KEMANGI (Kekancan Mapak Madepe Wengi).
Serta setiap malam minggu digelar wayang kulit semalam suntuk.
Dimasa Pandemi Covid-19 Radio Rasta FM juga gencar menggelorakan semangat kepada masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan 5M secara ketat dan disiplin dan memotivasi masyarakat agar tidak takut segera mengikuti vaksinasi.
Apapun kondisi Radio Suara Tani sampai saat ini ternyata tidak membuat nglokro/kendor para penyiar untuk terus menghibur kepada para pendengar dan masih memiliki harapan ke depan Radio Rasta akan lebih baik.
(MC Kab. Blora/Teguh).
0 Komentar