_Dr. Ir. Harris Turino, SH., MSi., MM - Anggota DPR RI, Diselamatkan oleh Bung Karno di Yaman.
JAKARTA-pertapakendeng.com, -Bicara soal the founding father, Ir. Soekarno, saya ingat kisah nyata yang saya alami di tahun 2003. Saat itu saya dan seorang rekan kerja saya sedang melakukan kunjungan bisnis ke negara Yaman. Kami baru keluar dari KBRI dan berjalan kaki menelusuri jalanan di kota Sanaa. Tiba-tiba segerombolan orang berteriak mendatangi kami dengan membawa senjata api laras panjang, pedang dan semacam clurit panjang. Mereka merampas semua barang bawaan kami, termasuk tas, uang dan passpor. Itu semua dilakukan di tengah keramaian sambil mengacung-acungkan senjata mereka. Mereka memaksa kami berdua untuk memasuki kendaraan yang mereka bawa.
Lemes rasanya badan ini. Kaki sudah gemetaran dan hampir-hampir kencing di celana. Sudah kubayangkan, apa jadinya kalau kami diculik oleh gerombolan yang tidak jelas ini. Bisa-bisa kami dibunuh dan mungkin mayatnya bakalan dilempar entah di mana.
Beberapa di antara mereka saling berbicara dengan bahasa yang sama sekali tidak kami mengerti. Wajah-wajah mereka seram dan menakutkan. Tiba-tiba mereka menunjuk ke arah kami dengan moncong senapan, sambil berkata, “Phillipino........ Phillipino.......”
Saya cuman menggelengkan kepala tanda tidak mengiyakan.
Lalu mereka berkata lagi dengan garang, “Chino....... Chino.......”.
Ketika mereka meneriakkan “Chino” dan “Phillipino”, saya langsung berpikir bahwa mereka menduga kami adalah warga negara China atau Phillipine. Spontan dalam split of second, saya melihat sebuah “peluang untuk selamat”. Dengan lantang saya menjawab, “Indonesia.....Indonesia....”
Jawaban ini membuat mereka berhenti mendorong-dorong tubuh kami. Mereka membalikkan badan kami dan memandang passpor hijau kami yang sudah mereka rampas. Lalu mereka bertanya, “Indonesia.....?”
Spontan saya menjawab, “Allahu Akbar”.
Teriakan saya dan jawaban itulah yang menyelamatkan kami. Tiba-tiba saja, seseorang yang tampaknya sebagai pemimpin gerombolan itu berteriak kepada anak buahnya yang sudah mengambil semua barang kami. Lalu mereka mengembalikan semuanya sambil bersorak-sorai dan berkata, “Soekarno....... Soekarno..... Big brother..... Big brother.... Indonesia”
Semua anggota gerombolan itu memeluk kami. Bau keringat orang Yaman yang ndak karuan rasanya, saat itu jadi parfum yang paling wangi yang pernah saya hirup.
Saya masih termangu dan belum hilang dari keterkejutan. Ibaratnya “nyawanya belum kumpul kembali”. Dalam sekejap mereka pergi begitu saja sambil masih berteriak, “Soekarno.... Soekarno......”
Nama Soekarno memang sedemikian terkenal di kawasan MENA (Middle East and North Africa). Bahkan beberapa kota menggunakan nama Achmad Soekarno sebagai nama jalan protokolnya. Dan kali itu, nama Soekarnolah yang menyelamatkan saya dari penculikan. Merdeka.
(Yati)
0 Komentar