Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW Dan Hari Santri Adakan Festival Kopi Jetak "Kenikmatan Murni Sajian Dusun Kopi"








Kudus - Nama Kopi Jetak diambil dari daerah tempat kopi ditemukan tepat didukuh Jetak Desa Kedungdowo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus, Kopi Jetak tercipta. Kopi Jetak khas Kudus ini berbeda dengan jenis kopi lain. Perbedaannya dapat dilihat dari biji kopi Jetak yang digoreng hingga berwarna hitam.


Dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri pengurus Jam'iyyah hidayatus syubban (JHS) beserta ikatan remaja masjid (IRMADA), dan Ta'mir Masjid Besar Darussalam Jetak Kedungdowo dengan mengadakan kegiatan festival kopi jetak. Sabtu malam 23 Oktober 2021.



Tampak hadir dalam acara tersebut KH. Zainal Faqih, Kyai Muhibbin (Ta'mir masjif), H. Akhlis (Kepsek MTs. Nurul Huda), H. Mahmud (ketua Yayasan Sultan Kamaluddin), H. Ali Ihsan (DPRD Fraksi PKB), Kades Kedungdowo Hj. Ummi Rohanah, pengurus, JHS, IRMADA, dan masyakat sekitar.



Dalam kegiatan festival kopi Jetak dan terbang papat se-kecamatan Kaliwungu pada malam hari ini bertempat dihalaman Masjid Besar Darussalam Jetak. Acara yang dimulai pada pukul 20.00 - 22.30 WIB dimulai dengan pembukaan, sambutan dan Do'a.



Dalam sambutan Kyai Muhibbin Selaku Ta'mir Masjid Besar Darussalam mengatakan "Kami selaku pengurus masjid Besar Darussalam mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap panitia, pengurus JHS, IRMADA yang telah berusaha semaksimal mungkin demi sukses dan lancarnya acara pada malam hari ini.



"Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur, para peserta festival kopi Jetak yang telah berpartisipasi guna untuk mensukseskan dan kelancaran jalannya acara festival kopi jetak, semoga amal baik bapak dan ibu dibalas Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda Amin,"



Kami juga mengucapkan selamat datang para pengunjung, selamat menikmati 1.000 kopi dan jajan yang telah disediakan panitia, selamat datang para peserta terbang papat Se-Kecamatan Kaliwungu yang telah berkenan ikut berpartisipasi untuk memeriahkan acara festival kopi Jetak. Adapun tema yang kami ambil "Kenikmatan Murni Sajian Dusun Kopi" tambahnya.



H. Mahmud yang didaulat sebagai pembuka Festival mengatakan "Bapak, ibu para pedagang dan pengusaha kopi Jetak yang ikut Festival pada malam hari ini adalah merupakan para produsen kopi Jetak asli dengan cita rasa yang khas kopi Jetak, bagi para pengunjung nantinya dipersilahkan untuk mencicipi sajian kopi jetak, dan lainya,"



Semoga dengan acara Festival Kopi Jetak pada malam hari ini, akan menambah lebih dikenal dan disukai oleh masyatakat luas tentang cita rasa khas kopi jetak. Maka dengan mengucapkan Bismillahirmanir Rohim acara festival kopi Jetak resmi saya buka (sambil menabuh bedug),"



Ahmad Baidlowi (Warkop Pak Haji) warga RT 03 RW 05 Jetak Kedungdowo salah satu peserta festival mengatakan "Proses pembuatan kopi Jetak milik saya ketika proses penggorengan harus selalu diaduk-aduk dan dengan api yang menyala stabil tidak terlalu besar juga tidak terlalu terkecil agar bisa matang dengan sempurna,"



Serbuk kopinya selalu segar karena digiling setiap seminggu sekali. Cara penyeduhannya pun unik yakni mereka memasak bubuk kopi di atas tungku kayu bakar yang sedang lalu bubuk kopi itu ditambah air, gula, dan garam. Cara tradisional inilah yang membuat kopi Jetak memiliki aroma yang khas dan nikmat," kata Dhowi.



Ismail (generasi penerus Mbah Atun) peserta dari RT 05 RW 04. Mbah Atun mengatakan "Bahwa proses penggorengan kopi saya tidak ada penambahan bahan yang berbahaya paling air garam, yang penting waktu menggoreng biji kopi itu harus terus diaduk-aduk dengan menggunakan tungku tanah liat agar bisa matang secara baik.



Mbah Atun menambahkan saya jual kopi itu sudah lama sekali, sudah puluhan tahun jualan kopi seduh dan kopi sachet. Saya jualan kopi sekitar tahun 80-an sampai dengan sekarang, karena kopi Jetak itu sudah ada sekitar tahun 70-an,"



Abdul Rouf peserta Festival dari RT 05 RW 04 mengatakan "Bahwa harga kopi jetak cukup terjangkau karena untuk menikmati segelas kopi Jetak di Kudus, cukup merogoh kocek Rp. 2.500,- atau Rp. 3.000,- Biasanya produsen kopi Jetak rumahan, mengemas kopi ini dalam bungkus yang sangat sederhana, yaitu dengan bungkus plastik. Harga eceran kewarung-warung pun hanya dijual Rp. 1.500,- atau Rp.2.000,- sudah termasuk gula,"



Terpisah sekira pukul 15.30 Sabtu (23/10/21), tampak dari marketing Mubarok Food datang untuk menyerahkan 1.000 Sachet jenang Mubarok dan sejumlah dana yang diserahkan kepada panitia pelaksana untuk partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan festival kopi jetak.



Rohmad beserta keluarga salah satu pengunjung festival dari Ngemplak Gg 10 Undaan Kudus yang sengaja untuk berkunjung dan mencicipi cita rasa kopi khas Jetak. Dia penasaran seperti apa cita rasa khas kopi Jetak terutama kopi Mbah Atun yang katanya terkenal dengan cita rasa yang khas dan nikmat, karena dia terkadang menikmati kopi pak Haji.



H. Ali Ihsan, S.Ag., MH (DPRD Kudus Fraksi PKB), dalam mengunjungi festival kopi Jetak kepada awak media mengatakan "Festival kopi Jetak yang diselenggarakan oleh Pengurus Ta'mir masjid Besar Darussalam, Remaja Masjid, dan Jam'iyyah Hidayatus Syubban pada malam hari ini adalah merupakan momentum untuk mengangkat cita rasa khas kopi Jetak yang selama ini sudah termasyhur,"



Walaupun acara ini nampak sederhana namun, mengandung makna dan arti yang sangat luar biasa. Di tengah situasi pandemi seperti saat ini para remaja dan pemuda masjid Besar Darussalam jetak mereka mencoba untuk membangkitkan semangat atau ghiroh untuk pengembangan kreativitas kopi Jetak yang terkenal khas dan nikmat rasanya.



Kegiatan ini merupakan bentuk rangkaian kepedulian para remaja dan pemuda masjid untuk berperan aktif dan kreatif dalam rangka mempromosikan kopi Jetak yang khas dan sudah terkenal sejak zaman dahulu, sehingga anak orang Jetak katanya kalau dipagi hari belum ngopi rasanya belum lengkap hidup ini,"



Kami berharap acara seperti ini dapat di laksanakan dan diagendakan setiap tahun oleh para pemuda dukuh Jetak, tidak mesti yang mengadakan kegiatan dari pemuda masjid tapi bisa siapa saja yang menyelenggarakan kegiatan seperti ini, tentunya dengan kemasan dan rangkaian tambahan kegiatan yang lain, agar dalam kegiatan yang akan datang lebih meriah dan konsep yang lebih baik," pungkasnya

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html