Ocean Freight Melambung + Peti Kemas Langka, Membuat Eksportir Mebel Jepara Menjerit

 





JEPARA – pertapakendeng.com,  Deputi III Kantor Staf Presiden, Agung Krisdiyanto, berkunjung ke salah satu eksportir mebel CV. Mandiri Abadi di Desa Bawu, Batealit kemarin. Kedatangannya sekaligus membuka ruang diskusi terkait permasalahan kelangkaan kontainer ekspor. Di forum itu mencuat usulan agar Indonesia memiliki shipping company/perusahaan pelayaran. Sehingga tidak bergantung dengan perusahaan shipping asing. 


Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jepara, Maskur Zaenuri, mengungkapkan problem kontainer langka tidak hanya dihadapi pengusaha Jepara. Tapi global. Meski demikian, pemerintah diharapkan hadir memberi solusi bagi pelaku usaha di Indonesia. 


“Selama ini di sektor industri mebel kami jalan sendiri. Masalah bahan baku, dengan pembeli, sampai pada akhirnya kelangkaan kontainer ini. Sementara pajak juga berkontribusi kepada negara. Kami berharap pemerintah ikut mencari solusi,” tuturnya didampingi Sekretaris HIMKI Jepara Yuli Kusdiyanto. 


“Selain faktor kelangkaan peti kemas atau kontainer, diikuti oleh naiknya ongkos pengiriman via LCL atau FCL berupa Ocean Freight (uang tambang) melalui pelabuhan terdekat yaitu pelabuhan Tanjung Emas, Semarang dan pengaruh Global pandemi Covid-19, semakin mempersulit kinerja perusahaan mebel yang melakukan kegiatan ekspor,” tambahnya.


“Apalagi sejak merebaknya angka Pandemi Covid-19. Pameran mebel atau expo furniture, hampir semuanya di cancel, tentunya buyer yang biasa visit dan place order, mereka reschedulle semua kedatangan dan pesanan, ini juga berdampak besar bagi keberlangsungan usaha mebel, mulai sektor bahan baku, supplier, tenaga kerja dan semua sektor yang terkait di industri mebel di wilayah Kabupaten Jepara,” ungkapnya kepada awak media kami. 



Tahun lalu, pihaknya sudah diajak komunikasi dengan kementerian terkait. Namun sebatas solusi jangka pendek. Yakni mencarikan kontainer kosong untuk dikirim ke Indonesia. Namun kendala berikutnya setelah ada kontainer, giliran tak ada kapal yang mengangkut. Shipping Company yang beroperasi merupakan milik negara asing. 


Maskur Zaenuri menambahkan bahwa, ”Industri mebel ekspor ini patut bersyukur. Karena salah satu sektor yang tidak terdampak pandemi. Justru orderan menumpuk. Tapi kontainernya yang langka. Dan harganya melonjak. Perlu adanya Shipping Company dalam negeri,” terangnya.


Pihaknya juga berterima kasih kepada pemilik CV. Mandiri Abadi dan PT. Indo Exim yang telah berkenan menerima kunjungan itu. 


Deputi III Kantor Staf Presiden Agung Krisdiyanto menyampaikan terima kasih atas masukan dari pelaku industri mebel Jepara kepada pemerintah. Diakuinya, problem kelangkaan kontainer menjadi masalah global dan murni bisnis. Namun diupayakan negara dapat membantu salah satunya terkait regulasi. 


“Masukan-masukan dari forum ini akan kami teruskan ke kementerian terkait agar dikaji dan ditindaklanjuti," tuturnya.

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html