Budaya Gotong-Royong Sebagai Jati Diri Bangsa, Masih Kental Di Masyarakat Desa Plosorejo, Blora.

BLORA- pertapakendeng.com, Sabtu, (02-10-2021),
Penduduk Indonesia dikenal sebagai penduduk yang ramah di mata bangsa lain. Di samping itu juga, Indonesia terkenal dengan budaya gotong royong, khususnya di pedesaan. Budaya gotong royong sangat kental dengan masyarakat desa. Gotong royong (solidaritas sosial) merupakan bentuk kepedulian atau keprihatinan seseorang terhadap orang lain, sehingga ia rela memberikan waktu, tenaga atau pikirannya untuk orang lain. Budaya inilah yang masih dipegang oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya. Sebagai contoh, di desa Plosorejo, Kecamatan Randublatung, Bolra, telah rutin melaksanakan gotong royong bulanan yang disebut gugur gunung.
Semangat gotong-royong kali ini ditunjukkan oleh masyarakat Dukuh Baru, RT 01/ RW 03 dan RT 02/RW 03, Desa Plosorejo, dalam rangka membangun jalan dengan pavingisasi. Jalan sepanjang 350 meter dengan lebar 2,5 meter ini sudah dibangun pada tahun 2018, dengan menggunakan Dana Desa. Sementara yang di RT 01, panjangnya 300 meter dengan lebar yang sama.
Melihat jalan berpaving ini sudah banyak yang ambles, masyarakat kedua RT ini berinisiatif memperbaiki ulang. Mendengar niat baik warga, Karsono, Kades Plosorejo kemudian mensupport 3 truck pasir sebagai sarana dasar pavingisasi jalan di dua RT tersebut.
Iseng-iseng, pertapakendeng coba tanya Kades, berapa harga pasir satu rit?
"Murah mas pasirnya, cuma 300 ribu, kan pasir lokal, karena hanya sebagai dasar paving, maka tak perlu pasir Muntilan", jawab Kades.
Hari itu, Sabtu 2 September 2021, Tua muda ikut bergabung dalam kegiatan tersebut. Ada yang menyiapkan paving dan pasir, ada pula tukang yang bertugas menata paving. Ini adalah bagian ahli atau tukang. Karsono, Kepala Desa Plosorejo, terpantau oleh sorotan kamera turut bergabung dalam gotong-royong ini.
Karsono, mengajak warganya gotong-royong dan swadaya masyarakatnya, untuk tetap menjaga dan merawat jalan yang telah dibangun oleh pemerintah. Dia menghimbau agar masyarakatnya tetap kompak untuk memajukan desanya, serta melestarikan budaya gotong-royong, guyup rukun untuk menjaga lingkungan.
"Kegiatan ini merupakan sarana pemersatu masyarakat agar tetap kompak dan guyup rukun selalu, serta mendidik kita sebagai masyarakat agar mempunyai jiwa 'mulat sesiro hangsara wani, rumangso handarbeni, wajib melu angrukebi, yang mempuanyai arti, kita sebagai manusia yang hidup di lingkungan masyarakat harus berani mawas diri menjaga keletarian lingkungan", tuturnya.
"Saya akan selalu mendukung kegiatan positif di masyarakat
dan kegiatan gotong-royong ini akan kami lakukan 1 bulan sekali demi kemajuan desa", pungkasnya.
(Liswanto)
Editor/Publiser: Sumadi
0 Komentar