Membumikan Ajaran Samin Surosentiko di Masa Pandemi
Jumat, 3 September 2021
Blora, pertapakendeng.com - Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Blora H. Bambang Sulistya mengucapkan selamat dan apresiasi kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai Ketua Umum Persatuan Radio Televisi Publik Daerah (Persada.id).
Hal itu disampaikan mantan Sekda Blora ketika mengawali gelar wicara di Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Gagak Rimang Blora dalam progam acara Wredatama Menyapa, Kamis (2/9/2021) malam.
"Saya awali acara Wredatama Menyapa, dalam momentum yang baik ini mengucapkan selamat dan sukses atas terpilihnya Pak Ganjar Pranowo (28/8/2021) sebagai Ketua Umum Persatuan Radio Televisi Publik Daerah atau Persada.id masa bhakti 2021-2026," ucap Bambang Sulistya.
Dirinya mendoakan dan bersyukur, semoga amanah dan berkah bagi kemajuan Radio dan TV milik pemerintah daerah di seluruh nusantara.
"Beliau saat ini Gubernur Jawa Tengah juga menjabat sebagai Ketua Umum KAGAMA. Saya meyakini bahwa Pak Ganjar saat ini adalah sosok pemimpin yang KRITIS menjadi panutan dan idola para generasi milenial yang mampu memberi perubahan di masa yang akan datang," tuturnya.
Makna KRITIS, kata Bambang, bukan sekadar berkonotasi pintar atau cerdas, namun merupakan sebuah akronim yang punya nilai positif.
Adapun maknanya, Kreatif, Rasional, Inovatif, Terbuka, Inspiratif dan Sederhana.
Dalam gelar wicara kali ini juga disampaikan bahwa dalam masa pandemi Covid-19 saat ini perlu ada pencerahan yang mampu memberikan kontribusi positif bagi terwujudnya suasana masyarakat kondusif, tenang, damai penuh rasa persaudaraan dan kerukunan.
Oleh karena itu diusung tema "Membumikan ajaran Samin Surosentika di masa pandemi Covid-19"
Berkenaan dengan tema yang disampaikan melalui radio, bahwa sebuah budaya kearifan lokal yang sudah dikenal oleh masyarakat Blora, yaitu Ajaran Samin Surosentiko yang esensinya dapat dirumuskan kedalam sebuah akronim 5K.
K pertama Kesederhanaan, artinya dalam menapak dan bergaul dalam kehidupan di masyarakat hendak mampu menampilkan kesederhanaan diri baik dalam berpikir, berucap, bersikap maupun dalam berpakaian.
"Karena ada ungkapan kesederhanaan itu lambang kemapanan. Dalam masyarakat Samin ekspresi kesederhanaan salah satunya adalah dalam berpakaian, kesukaannya memakai pakaian hitam," terangnya.
Pakaian hitam ada yang memaknai sebagai simbolisasi bahwa pada hakekatnya semua manusia di hadapan Allah adalah sama, terbukti siapapun entah itu kaum Sudra maupun Brahmana bila yang bersangkutan kena sinar matahari bayanganya hitam tidak ada yang merah atau hijau.
Sehingga kalau sikap kesederhanaan ini bisa mengilhami atau bahkan dilakukan oleh para pemangku kepentingan dan berbagai elemen masyarakat yang punya pengaruh, Bambang yakin suasana masyarakat di masa pandemi Covid-19 akan semakin kondusif dan mantap.
K kedua, Kekeluargaan, artinya bahwa masyarakat samin sangat mengedepankan hubungan diatara warga agar dapat tercipta nuansa penuh keakraban, persaudaraan dan kekeluargaan.
Bahkan setiap tamu yang bersilahturahmi di keluarga Samin dianggap tamu tersebut sebagai keluarga sendiri.
"Sikap mengedepankan rasa kekeluargaan saat ini oleh pak Gubernur Jawa Tengah disosialisasi ke masyarakat dengan menggulirkan kebijakan jogo tonggo dan sikap Eling lan Ngelingke (Ingat dan mengingatkan)," kata Bambang Sulistya.
K ketiga Kepedulian, artinya di masyarakat Samin sikap peduli kepada lingkungan apalagi peduli kepada sesama warga sangat tinggi, budaya berbagi, kepyur atau bersedekah sepertinya sudah menjadi sebuah kebutuan.
Bahkan bila ada seorang anggota di masyarakat samin sedang panen, misalnya panen jagung, kemudian ada warga dari tempat lain minta hasil panen tersebut maka yang meminta dipersilahkan untuk mengambil sendiri tanpa ada kontrol.
Sikap semacam itu saat ini rasanya di masyarakat sudah sulit ditemukan, apalagi memberi dengan iklas tanpa embel embel pesan sponsor.
K keempat adalah Kejujuran, artinya secara umum sikap perilaku orang Samin jujur, polos dan bloko suto (apa adanya), bahkan sudah menjadi identitas diri kalau orang Samin tidak suka bohong atau menipu karena ajaran yang mereka anut bahwa kejujuran menjadi tabiat dalam hidupnya sehingga dikelak kemudian hari akan menuai hasilnya.
Ada contoh perilaku jujur yang dilakukan orang Samin.Ketika Bapak Presiden Joko Widodo beserta ibu Negara Iriana berkunjung kemasyakat Samin pada hari Sabtu tanggal 7 Maret 2015 di desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo kabupaten Blora telah memberi bantuan dana Rp100 juta untuk membangun instalasi air bersih yang dibutuhkan warga samin.
Selesai acara dana bantuan tersebut langsung diserahkan kepada panitia pembangunan tanpa ada pengurangan atau pemotongan dana.
Itu kejujuran yang saat ini jadi barang langka tapi bagi masyarakat samin justru jadi identitas utama.
K kelima, Keberanian, Sikap keberanian sudah dicontohkan oleh Ki Samin Surosentiko atau Raden Kohar yang dikenal Ratu Adil Heru Cokro dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam, pada jaman penjajahan Belanda berani menganjurkan kepada masyarakat Samin untuk tidak membayar pajak kepada pemerintah Belanda.
Teladan tersebut ternyata masih melekat di hati masyarakat Samin hingga saat ini untuk bersikap berani dalam memperjuangkan kebenaran dan ketidakadilan.
Demikian pula dalam menghadapi musibah pandemi Covid-19 ada seorang tokoh masyarakat Samin yang bernama Joko Mulyono yang tinggal di pegunungan kendeng utara desa Jurangjero kecamatan Bogorejo kabupaten Blora memberi petuah bijak kepada kita dalam melawan penyakit virus Corona.
Yakni, agar kita menang dan selamat dari musibah pandemi lakukan tiga hal. Jaga lingkungan alam sekitar tetap lestari
Jagalah kejujuran dalam segala hal terutama jujur kepada diri sendiri, keluarga dan ke masyarakat dan terakir jauhi sikap iri ,srei, dengki serta pendedam.
Ia menambahkan, untuk diketahui bahwa Samin Surosentiko lahir pada tahun 1859 di desa Ploso Kediren kecamatan Randublatung kabupaten Blora dan meninggal saat di pengasingan, di Padang 1914. (MC Kab. Blora/Teguh/toeb).
(Sukisman)
0 Komentar