INISNU Temanggung Dukung Usulan Gelar Pahlawan Nasional Untuk KH Maimoen Zubair
SEMARANG - Ketua BPPINISNU Kabupaten Temanggung H. Nur Makhsun menyatakan mendukung usulan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada KH. Maemoen Zubair.
Hal itu, Ia nyatakan saat bertemu dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen yang juga sebagai putra ulama kharismatik tersebut di Rumah dinasnya, Selasa (14/9/2021).
“Untuk merealisasikan usulan tersebut kami siap melakukan kajian dan diskusi akademik terkait prasyarat pemberian gelar pahlawan nasional”, katanya.
“Selain itu kami juga akan memberi nama gedung pusat kajian aswaja dengan nama KH Maimoen Zubair,” lanjutnya.
Adanya usulan tersebut di tanggapi oleh Gus Yasin, dirinya akan melakukan musyawarah dengan keluarga dan pihak lain terkait usulan tersebut.
“Kami mengapresiasi hal ini, namun nanti akan kami musyawarah dengan pihak keluarga dan pihak lain sebelum menerima tawaran dari INISNU Temanggung,” katanya.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan lukisan KH. Maimoen Zubair karya Dosen INISNU Temanggung Dr. Rahmat Rizal.
“Lukisan ini setiap titik nya mewakili kalimat dzikir dan mengganti fungsi tasbih,” jelas Dr Rahmat menjelaskan detail lukisan paint draw itu di hadapan Gus Yasin
Kiprah KH. Maimoen Zubair
Almarhum KH. Maimoen Zubair, ulama kharismatik dari Rembang yang memiliki kiprah penting dalam mengembangkan organisasi NU sekaligus sebagai tokoh politikus di Indonesia.
KH. Maimoen Zubair seorang ulama’ alim alamah, faqih sekaligus sebagai muharrik (penggerak), dalam memperjuangkan nilai keislaman dan ke-Indonesiaan.
Awal mula peranan ulama tersebut, saat menjelang Muktamar NU yang ke-27 di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Membahas tentang penetapan Pancasila sebagai asas dalam tubuh NU. Saat itu para pembesar NU terpecah menjadi 2 kubu: Kubu pertama adalah kubu Cipete yang bermuara pada ketua PBNU, KH. Ikhdam Cholil dan kubu kedua adalah kubu Situbondo, Jawa Timur yang bermuara pada KH. R. As’ad Syamsul Arifin.
Hingga Muktamar dilaksanakan, konflik perbedaan pendapat diantara para pembesar NU mengenai penetapan asas dan dasar NU masih belum berakhir.
Maimoen Zubair muncul, beliau mengajukan berbagai hujjah argumentasi untuk meyakinkan seluruh pihak yang hadir dalam Muktamar ke-27 tersebut, Akhirnya semua pihak yang hadir sepakat menetapkan Pancasila sebagai asas dasar dalam tubuh NU.
(Eko)
0 Komentar