Pengisian Perangkat Desa sarat KKN, Kusrini berharap ada LSM yang Membantu Mencari Keadilan

  Pengisian Perangkat Desa Diduga sarat KKN, Kusrini berharap ada LSM yang Membantu Mencari Keadilan


Pertapakendeng.com

Grobogan- meskipun proses pengisian perangkat di desa Tungu kecamatan Godong sudah berakhir akan tetapi Masih menyisakan segudang persoalan, banyak warga yang tidak puas.

Pasalnya proses pengisian perangkat diduga sarat aroma KKN.

Masyarakat sudah bisa memprediksi siapa yang akan jadi nantinya, meskipun harus melalui tahapan test yang dilakukan atau diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi, dengan alibi sebagai lembaga independent.

Seperti halnya Kusrini ( 52 thn ) warga Desa Tungu kecamatan Godong yang harus menelan pil pahit ketika diumumkan anaknya yang bernama Uswatun harus tersingkir dari bursa pencalonan perangkat desa.

Padahal Uswatun sudah mengabdi di kantor Desa Tungu sekitar 2 tahun dengan jabatan Kaur Umum.

Dan ketika masuk, Uswatun juga dimintai sejumlah uang oleh Kepala Desa Tungu.

" Ketika anak saya yang bernama Uswatun bekerja di kantor desa, saya juga dimintai uang." Terang Kusrini.

Bahkan Kusrini menjelaskan bahwa Kepala Desa Tungu ketika kalah dalam Pilkades ( Pemilihan Kepala Desa ) periode yang dulu kondisinya memprihatinkan, bahkan sembako sering dirinya subsidi.

" Meskipun Beliau bukan saudara kami, namun sudah seperti kerabat baik. Sehingga bagi kami tidak masalah saling menolong ketika kondisi ekonominya baru kekurangan." Jelas Kusrini.

Keluarga Kusrini menganggap Isman Kepala Desa Tungu sudah seperti kerabat dekat.

Bahkan metika Isman mau maju lagi mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Tungu, Kusrinipun berjuang dengan sekuat tenaga agar Isman bisa terpilih menjadi Kepala Desa Tungu.

Kusrini dalam memperjuangkan Isman rupanya tidak tanggung - tanggung alias total.

Hal tersebut diwujudkannya membantu Isman dengan rela mengeluarkan dana sampai Rp 350 juta.

Hal tersebut dilakukan Kusrini agar Desa Tungu ada perubahan baik pembangunan dan pegawai yang ada di kantor desa.

Ketika anaknya Kusrini bisa ikut bekerja di kantor Desa Tungu, dirinya sedikit terobati dengan perjuangannya bisa membantu Isman menjadi Kepala Desa.

Akan tetapi dirinya serta suami merasa terkejut metika menjelang pendaftaran pengisian perangkat desa, tiba - tiba Isman mengembalikan uang sebesar Rp.350 juta kepada dirinya.

" Saya kaget, kok P.Lurah datang ke rumah dan membawa uang Rp 350 juta serta bilang kalau anak saya tidak menjamin bisa lolos nantinya." Ungkap Kusrini.

Silahkan kalau mau mendaftar Kaur Umum akan tetapi saya tidak berjanji lho." Keluh Kusrini seraya menirukan ucapan Kepala Desa Tungu.

Kusrini dengan tekad bulat tetap mengikuti proses pengisian perangkat desa di desanya, meskipun dirinya cemas dan yakin kalau ada calon lain selain anaknya.

Hal tersebut terjawab ketika ujian berlangsung dan diumumkan kalau anaknya tidak lolos.

" Saya kecewa dan akan menuntut keadilan atas menderitaan yang saya alami. Anak saya sudah tidak bekerja lagi sehingga saya malu." Keluh Kusrini.

Dan pihaknya akan mencari LSM atau Lembaga apa yang bisa membantu dirinya agar proses pengisian perangkat di Desa Tungu dibatalkan.

" Berapapun akan saya sediakan dana asal bisa membatalkan proses pengisian perankat desa (Kaur Umum) di desa Kami, karena saya menduga, semua ada rekayasa dan permainan uang sehingga anak saya tersingkir." Ungkap Kusrini.

Kusrini mempersilahkan LSM atau siapapun yang bisa membantu dan meringankan penderitaannya agar keadilan bisa diperjuangkan di Desa Tungu.

Sampai berita ini diturunkan, Kepala Desa Tungu belum bisa ditemui untuk memberikan keterangan.

( Imam Pertapa KENDENG )

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html