Review Film: Sejuta Sayang Untuknya
Review film Sejuta Sayang Untuknya menggambarkan bahasa cinta orang tua dan anak kepada satu sama lain tidak sesederhana ucapan
"Tidak ada peran yang kecil kecuali aktor yang kerdil. Dan sekarang, izinkan aku memainkan peran sebagai ayahmu."
Kalimat itu diutarakan dengan serius oleh Aktor Sagala (Deddy Mizwar) kepada anaknya, Gina (Syifa Hadju), dalam film Sejuta Sayang Untuknya yang tayang pada 2020 lalu.
Ucapan itu menggambarkan secara umum film ini, ketika seorang ayah rela melakukan segalanya demi bisa membuat anaknya bahagia. Meskipun, ia harus mengorbankan impian dan kebahagiaannya sendiri.
Film ini menggambarkan dengan kompleks bagaimana bahasa cinta orang tua dan anak kepada satu sama lain tidak sesederhana ungkapan "sayang" di bibir. Tema yang sebenarnya perlu lebih banyak dihadirkan dalam sinema Indonesia pada saat ini.
Deddy Mizwar masih menampilkan kepiawaiannya dalam berakting dalam film ini. Apalagi, peran Deddy sebagai seorang pria tua asal Medan dalam film ini sekilas mengingatkan akan peran Nagabonar yang sudah lihai ia mainkan.
Kepiawaian akting aktor kelahiran 1955 itu dalam film ini didukung dengan cerita yang menyentuh. Kisah klasik perjuangan masyarakat kelas bawah dalam mencapai mimpi dan berbalut cerita keluarga memang jadi sajian drama paling pas untuk menggetarkan kantung air mata orang Asia, termasuk Indonesia.

Selain itu, sebenarnya Sejuta Sayang Untuknya lebih dari sekadar menjual drama keluarga. Film yang digarap oleh Herwin Novianto dan ditulis oleh Wiraputra Basri berdasarkan dari cerita Amirudin Olland ini punya banyak kritikan sosial.Meski begitu, cerita drama yang dinarasikan dalam film ini tak berlebihan. Bahkan terbilang amat relate dengan masyarakat Indonesia, terutama di kota besar, di zaman yang serba teknologi ini.
Kritikan sosial yang disampaikan dengan halus dan mulus itu datang dari percakapan sehari-hari Aktor juga sekitarnya, terutama Gina.
Konten ini yang menjadi penyadaran kembali, bahwasanya kritikan sosial tidak melulu harus dengan omelan atau adu argumen di media sosial, tetapi bisa dengan cara yang menyenangkan melalui seni.
![]() |
Indonesia sebenarnya pernah punya fase yang kaya akan karya seni bermuatan kritikan sosial. Namun agaknya seiring dengan kemajuan teknologi dan modernisasi, kritikan sosial itu lebih mudah mengalir di media sosial sehingga tak lebih dari sekadar keluhan dan omelan semata.
Kritikan juga pesan sosial dari Sejuta Sayang Untuknya bisa terlihat ketika Gina mengatakan bahwa ujiannya akan dilakukan via daring. Aktor menafsirkan pernyataan itu sebagai permintaan membeli komputer yang baru.
"Ya tau aku, menteri pendidikan yang menyuruhmu ganti HP," timpal Aktor.
Nyatanya, Gina hanya butuh ponsel yang bisa terkoneksi internet. "Bukan Gina yang minta ganti HP," kata Gina.
"Haha, hoaks tuh awas bisa dipenjara!" balas Gina.
Atau, ketika Aktor gagal mendapatkan uang karena perannya sebagai koruptor yang dihukum mati dihapus. Keputusan itu datang setelah tim produksi khawatir adegan itu kena peringatan dari komisi penyiaran, yang seringkali keputusan sensornya berbuah kontroversi.
"Semestinya sebelum dihukum mati, koruptor itu harus dicambuk dulu supaya adil dan ada efek jera! Bukannya malah dihilangkan adegannya," kata Aktor.
"Kau tidak salah, yang salah itu para koruptor. Mereka bukan hanya merugikan negara, tapi juga merusak mata pencaharian orang. Dan hari ini, aku jadi korbannya!" lanjutnya.
Ragam selipan-selipan kritikan yang kadang disampaikan dengan adegan santai, malah mengundang tawa, inilah yang membuat sensasi menonton Sejuta Sayang Untuknya terasa lebih "kenyang".
Apalagi ketika kemampuan akting Deddy Mizwar juga bisa diimbangi dengan chemistry dirinya dengan Syifa Hadju, serta dengan Umay Shahab.
![]() |
Ketiganya bak silih berganti menjadi pusat perhatian, sehingga meski ceritanya lebih lebar dibanding kemelut hidup Aktor dan Gina, semua masih terasa menyenangkan.
Saya pribadi ingin memberikan salut atas keputusan tim kreatif dalam memberikan panggung puncak untuk Syifa Hadju alih-alih Deddy Mizwar. Dalam adegan itu, Deddy seutuhnya menjadi figuran seperti Aktor, namun ia membuat aksi Syifa bisa menggugah penonton.
Hanya satu hal yang disayangkan dari film ini, yaitu tak rilis di bioskop karena pandemi. Padahal ketika ditayangkan di bioskop dan penonton bisa fokus pada cerita, pesan yang disampaikan bisa benar-benar tersampaikan bahkan bukan tidak mungkin membuat penonton sesenggukan.
Pada akhirnya, Sejuta Sayang Untuknya yang rilis di Disney+Hotstar ini layak mendapatkan perhatian lebih dari penonton. Terutama, bila disaksikan bersama seluruh anggota keluarga pada momen libur Lebaran kali ini yang memaksa kita semua kembali tak ke mana-mana.

Related Post
- Jalan Depan Balai Desa Gemulung Pecangaan Jepara Rusak Parah Jepara – Bagi pelintas jalan baik pengendara mobil atau sepeda motor, mesti berhati-hati dan wa…
- Sopir Angkot Menjadi Anggota Paskibraka di Upacara HUT RI ke 76 Jepara Jepara – Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia tetap d…
- Mohon Kepada BBWS Pemali Juana Perlebar Pintu Air di Desa Kendengsidialit Welahan Jepara Jepara – Resiko Banjir Welahan Akibat Faktor Usia Pintu Anak Sungai Pembuangan Air ke SWD II Ta…
0 Komentar